Sultan HB X Pernah Serukan Reformasi Total, Eko Suwanto: Soeharto Tak Pantas Diberi Gelar Pahlawan

Sultan HB X Pernah Serukan Reformasi Total, Eko Suwanto: Soeharto Tak Pantas Diberi Gelar Pahlawan

Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto, menilai pemerintah harus menjaga etika dan moral dalam setiap keputusan, terutama dalam pemberian gelar pahlawan nasional.--dok. IST

YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Momen bersejarah 20 Mei 1998 kembali diingat publik sebagai hari lahirnya gerakan moral rakyat Yogyakarta yang turut menggemakan tuntutan reformasi nasional.

Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto, menyatakan bahwa peristiwa heroik itu menjadi titik penting dalam sejarah politik Indonesia. 

Tak lama setelahnya, Presiden Soeharto mengundurkan diri, menandai berakhirnya rezim Orde Baru.

“Kewajiban sejarah bagi kita yang menyaksikan dan merasakan suasana batin gerakan reformasi adalah menyampaikan bahwa dari hati rakyat yang terdalam, Soeharto tidak pantas menjadi pahlawan,” ujar Eko Suwanto, Senin (10/11/2025).

BACA JUGA : Aktivis Yogyakarta Tolak Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Sebut Reformasi 1998 Sudah Mati

BACA JUGA : Akademisi dan Aktivis HAM Yogyakarta Tolak Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto

Eko menilai pemerintah harus menjaga etika dan moral dalam setiap keputusan, terutama dalam pemberian gelar pahlawan nasional.

Menurutnya, selama 32 tahun berkuasa, Soeharto meninggalkan warisan kelam berupa matinya demokrasi, pembungkaman kebebasan berpendapat, dan praktik kapitalisme yang menguntungkan segelintir pihak.

“Kalau Soeharto masih berkuasa, kaum muda tak akan menikmati kebebasan berekspresi seperti sekarang, baik lewat tulisan, media, maupun video. Pers pun tidak akan punya ruang seperti pasca reformasi,” katanya.

Eko juga menilai kebijakan ekonomi Soeharto yang membuka liberalisasi dan investasi asing secara besar-besaran menjadi cerminan praktik kapitalisme yang menekan rakyat kecil.

BACA JUGA : Herlambang Kritik Wacana Soeharto Jadi Pahlawan, Sebut Impunitas dan Manipulasi Hukum Makin Sistematis

BACA JUGA : Atasi Masalah Sampah, Mahasiswa UGM Ciptakan Wormy Box yang Bikin Cacing Jadi Pahlawan Lingkungan

Pihaknya juga menyebutkan, dalam aksi damai Pisowanan Ageng yang dihadiri ribuan warga dan mahasiswa di Alun-Alun Utara Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X dan K.G.P.A.A. Paku Alam VIII secara terbuka menyatakan dukungan terhadap reformasi total melalui sebuah maklumat bersejarah.

Isi Maklumat 20 Mei 1998 itu menyerukan empat hal pokok, diantaranya mendukung gerakan reformasi yang berpihak pada rakyat, mengajak ABRI melindungi rakyat dan gerakan reformasi, menjaga persatuan bangsa serta mencegah tindakan anarkis, dan mengimbau masyarakat berdoa untuk keselamatan negara.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait