Rangkaian Prosesi Tradisi Sekaten Jogja, Jadi Upaya Pelestarian Budaya dan Daya Tarik Wisatawan

Rangkaian Prosesi Tradisi Sekaten Jogja, Jadi Upaya Pelestarian Budaya dan Daya Tarik Wisatawan

Gunungan yang dibuat oelh pihak Keraton Yogyakarta dan diarak oleh abdi dalem.-jogja.idntimenews.com-

Rangkaian Sekaten di Masjid Gedhe akan ditutup dengan Gamelan Sekati yang dibawa masuk lagi menuju ke Keraton Ngayogyakarta dan proses ini disebut dengan Kundur Gangsa.

Numplak Wajik Sebelum Merangkai Gunungan

Puncak dari gelaran tradisi Sekaten adalah gelaran Hajad Dalem Garebeg Maulid yang diselenggarakan pada 12 Rabiulawal atau Mulud.

BACA JUGA : Hadirkan Guest Star Papan Atas, Event Musik Milikamu Fest 2024 Jogja Digelar Akhir Oktober Mendatang

BACA JUGA : Warga Bong Suwung Jogja Bongkar Rumahnya Sendiri Tanpa Bantuan Alat Berat

Namun, sebelum puncak acara Sekaten digelar, pihak keraton Yogyakarta akan menggelar upacara Numplak Wajik yang diselenggarakan di Plataran Kemagangan, Kota Yogyakarta, DIY

Upacara ini dipimpin langsung oleh putri pertama Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, Raja Keraton Ngayogyakarta, yang bernama GKR Mangkubumi.

Lepas salat Asar, GKR Mangkubumi keluar dari keraton dan mengenakan kebaya yang kemudian diikuti oleh puluhan abdi dalem perempuan menuju Plataran Kemagangan.

Numplak Wajik diawali dengan doa yang dipimpin oleh pemuka agama dan dilanjut dengan pemindahan wajik dari dalam keranjang ke atas bilah kayu khusus yang telah dibalur dengan minyak.

BACA JUGA : Berawal Dari Perjanjian Giyanti, Keraton Yogyakarta Jadi Wisata Terbaru 2024

BACA JUGA : Bir Jawa Khas Keraton Yogyakarta, Jadi Salah Satu Kunci Daya Tahan Tubuh Menghadapi Perubahan Cuaca

Proses pemindahan dengan cara menumpahkan isi keranjang secara langsung ini dalam bahasa Jawa disebut numplak. Oleh sebab itu, upacara ini disebut dengan Numplak Wajik.

Setelah penganan dari beras ketan itu berhasil di-tumpak, wajik kemudian dia tutup dengan bilah bambu dan diselimuti dengan kain.

Pada bagian atas wajik, kemudian disematkan rangkaian rengginang warna-warni dan abdi dalem membalur sekeliling papan tempat Numplak Wajik dengan larutan beras-kencur.

Gunungan, merupakan simbol sedekah Raja Keraton Ngayogyakarta pada rakyatnya yang nantinya gunungan tersebut akan diarak dalam Hajad Dalem Garebeg Maulid.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: tirto.id