Aksi Kericuhan di Kusumanegara, Sri Sultan HB X Minta Jangan Keluar dari Kesepakatan Nasional

Aksi Kericuhan di Kusumanegara, Sri Sultan HB X Minta Jangan Keluar dari Kesepakatan Nasional

Sekda DIY Benny Suharsono menyatakan bahwa Sultan HB X memberikan perhatian serius pasca kericuhan di Kusumanegara--Anam AK/diswayjogja.id

YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X memberikan perhatian serius pasca aksi kericuhan yang terjadi di jalan Kusumanegara. Sultan menegaskan bahwa aspirasi di Yogyakarta tetap dilindungi, selama tidak melanggar aturan. 

"Ya (sultan memberi atensi serius) karena kemarin sudah sampai bahasa yang di poster, banner, itu sudah keluar dari kesepakatan kita bernegara. Pesan beliau (Sultan) boleh demo atau melakukan aksi tapi jangan keluar dari kesepakatan nasional," kata Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Benny Suharsono di kompleks Kepatihan Kantor Gubernur DIY, Selasa (3/12/2024). 

Ia telah dipanggil Sultan untuk memaparkan kejadian tersebut dari laporan-laporan yang ia dapat. Rencananya Sultan akan segera memanggil pihak-pihak terkait untuk mendiskusikan langkah selanjutnya. 

Sekda DIY Benny mengatakan Gubernur DIY telah memerintahkan untuk melaksanakan evaluasi dan sejumlah langkah antisipatif agar kejadian sejenis tidak terulang lagi. 

BACA JUGA : Demo di Jalan Kusumanegara Ricuh, Kapolresta Yogyakarta terluka

BACA JUGA : Kasus Penganiayaan Santri Krapyak, Aksi Damai Tuntut Kasus Tuntas

Untuk itu, pemda DIY akan terbus berkordinasi dengan berbgai elemen masyarakat untuk menjaga agar situasi di Yogyakarta nyaman dan kondusif. Pemerintah juga akan memonitor dan memantau agar pergerakan massa tidak keluar dari batas yang telah disepakati. 

"Kemarin saya sudah ditimbali (dipanggil) beliau (Sultan). Rencananya dalam waktu dekat akan mengkordinasikan dengan memanggil semua pihak. Saat ini beliau ada agenda di Jakarta," paparnya. 

Menurutnya, kepolisian juga telah berupaya menangani situasi sesuai aturan. Meskipun akhirnya tindakan tersebut memunculkan dampak bagi Yogyakarta. 

"Kita kan tidak tau ada gerakan lain atau apa. Kami tegaskan tidak boleh keluar dari kenegaraan. Media juga harus coolingdown dulu, kita antisipasi ke depannya ya," terangnya. 

BACA JUGA : Konflik Tanah di Batang Nyaris Bentrok, 2 Perusahaan Saling Klaim Kepemilikan Lahan

BACA JUGA : Ratusan Pelaku UMKM Gelar Aksi Damai di Kantor Gubernur, Tagih Kepastian Penghapusan Utang

Diberitakan sebelumnya, puluhan massa yang menamakan dirinya Aliansi  Mahasiswa Papua (AMP) dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP) bentrok dengan kepolisian di kawasan jalan Kusumanegara, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, pada Minggu (1/12) sore. Sejumlah personel kepolisian terluka, termasuk Kapolresta Yogyakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: