Warga Bong Suwung Jogja Bongkar Rumahnya Sendiri Tanpa Bantuan Alat Berat

Warga Bong Suwung Jogja Bongkar Rumahnya Sendiri Tanpa Bantuan Alat Berat

Jelang Penertiban, warga di kawasan Bong Suwung Kota Yogyakarta mulai membongkar rumahnya dan mengemas barang-barang.-jogjaberkabar.com-

diswayjogja.com - Sebagian besar dari warga yang ada di kawasan Bong Suwung Kota Yogyakarta sudah mulai membongkar rumahnya dan juga mengemas barang-barangnya.

Hal tersebut sebab pada hari Rabu 2 Oktober mendatang, DAOP 6 Yogyakarta akan menertibkan kawasan di pinggir rel kereta api Stasiun Yogyakarta (Tugu) tersebut.

"Ya sudah ada sekitar 75% warga saya yang mulai mengemas barangnya," kata Ketua Paguyuban Bong Suwung Jogja, Jati Nugroho ketika ditemui di lokasi, pada hari Senin 30 September 2024.

Berdasarkan dengan pantauan, beberapa warga terlihat sibuk mengemas barang-barangnya ke dalam kardus berwarna cokelat. Ada juga yang merobohkan balai yang biasanya balai itu dipakai warga setempat untuk kegiatan-kegiatan sosial.

BACA JUGA : PPP Gesing Diresmikan, Siap Suplai 5.000 Ton Ikan Per Tahun

BACA JUGA : Dengan SPBE, Pemda DIY Dorong Keterbukaan Informasi Secara Cepat, Mudah Dan Tepat

Diketahui, ada jumlah total Kartu Keluarga (KK) yang menempati di area tersebut yaitu sekitar 75 KK. Jumlah itu belum termasuk Pekerja Seks (PS) yang sering mereka sebut ‘mbak-mbak’ sejumlah sekitar 80 perempuan, dan pemulung di bagian sisi selatan Bong Suwung yang kurang lebih terdapat 20 orang serta anak-anak Sekolah Dasar (SD).

"Saya dengar ada yang ke Parang Kusumo. Jika diluar DIY ada yang pulang kampung ke Solo sama Magelang punya apa di mana ada yang dari Solo juga ada," sebutnya.

"Kalau saya sendiri ke Bantul utara dikit (perempatan Dongkelan) dekat yang arah Pasty itu," sambung pria yang disapa akrab dengan sebutan pak Nug tersebut.

Lanjut Jati mengatakan, bagi warganya yang belum mendapat tempat tinggal sementara, dia harap Pemda DIY dapat membantu mencarikan tempat tinggal yang baru.

BACA JUGA : Keterlibatan Masyarakat Lokal Memperkuat Ekonomi Kreatif Di Yogyakarta

BACA JUGA : Akses Pasar Modal Yang Mudah Tingkatkan Daya Saing UMKM Di Yogyakarta

"ada sekitar 20 KK lebih dari warga saya yang belum memperoleh tempat tinggal baru. Jadi saya minta kerjasamanya kepada Pemda DIY termasuk Dinsos, ini loh warga kalian masih banyak yang membutuhkan, ya dapat dicari untuk tinggal dirusun atau carikan kontrakan sementara untuk kami," pintanya.

Pihaknya juga mendesak ke Pemerintah setempat agar memperhatikan pendidikan anak-anak Bong Suwung.

"Di sini juga terdapat banyak anak-anak, jadi Pemerintah harus perhatikan mereka juga mengenai kelanjutan untuk pendidikan mereka nantinya. Biasanya anak-anak di Balai Bong Suwung melakukan kegiatan positif seperti belajar bersama," ujarnya.

Jati mengklaim, bahwa selama dirinya tinggal dilokasi itu, berbagai kegiatan yang positif dilakukan oleh warganya dan dia mengaku kalau warganya selalu guyub rukun.

"Tetapi dari pihak PT KAI tidak melihat sisi positif dari warga di Bong Suwung, ia hanya menjelaskan sisi negatifnya saja yaitu kata mereka tidak tertib. Padahal apa yang dilakukan warga saya di sini aman warga seperti guyub rukun dan kesehatan kami juga tetap terjaga," katanya.

BACA JUGA : Pemkab Sleman Menilai Data Stunting Miliknya Lebih Valid

BACA JUGA : Pemkab Beri Apresiasi Pada Petani Milenial Di Sleman Karena Rajin Memanfaatkan Teknolgi Modern

Sebelum adanya pembongkaran mandiri oleh warga, pihaknya juga sempat mengusulkan untuk dilakukan skat (tembok) ataupun pemagaran, tapi PT KAI tidak memperbolehkan dengan alasan lokasi Bong Suwung adalah wilayah yang ada di emplacement KAI.

"Alasan dari pihak PT KAI akan membongkar Bong Suwung ini kita masih tidak tahu hendak dibuat apa, hanya saja bahasa dari mereka yaitu akan adanya penataan sterilisasi. Padahal cara penataan tidak perlu mengosongkan, misal bisa dilakukan sekat tembok di mana berapa meter sisanya tetap dapat dipakai oleh warga saya untuk hidup. Tetapi cara ini tak disetujui oleh PT KAI katanya termasuk emplacement," jelasnya.

Alternatif yang terakhir, pihaknya akan mendirikan sebuah tenda di DPRD DIY agar mereka (Pemda) memperhatikan dan memikirkan solusi yang terbaik untuk warganya. Mengingat terdapat 2 warganya yang difabel.

"Tetapi itu sekali lagi kita kembalikan ke masing-masing warga, ada rencana kita akan nginep (dirikan tenda) ke DPRD DIY," ujarnya.

Terkait dengan wacana penggusuran Bong Suwung ini telah sangat lama. Dari tahun 2010 sudah ada peringatan penggusuran. Mediasi antara warga, PT KAI, dan juga Pemkot Jogja sudah beberapa kali terjadi. Namun, sayangnya tidak ada titik terang yang baik untuk semua.

BACA JUGA : Ratusan Tenaga Kerja Di Sleman Kena PHK Hingga Oktober 2024

BACA JUGA : KPU Jogja Siapkan 3 Sesi Debat Bagi Peserta Pilkada, Bahas Isu Sampah Hingga Inklusivitas

Puncak keruwetan Bong Suwung terjadi ketika PT KAI mengeluarkan ultimatum. Landasan mereka yaitu warga sudah menerima kompensasi. Sedangkan SP3 penggusuran telah dirilis sejak tanggal 20 September 2024 dengan masa berlakunya yaitu 7 hari. Selama waktu masih berlaku, warga Bong Suwung Jogja harus sudah membersihkan wilayahnya dengan cara mandiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: https://www.beritajogja.com