Rangkaian Prosesi Tradisi Sekaten Jogja, Jadi Upaya Pelestarian Budaya dan Daya Tarik Wisatawan

Rangkaian Prosesi Tradisi Sekaten Jogja, Jadi Upaya Pelestarian Budaya dan Daya Tarik Wisatawan

Gunungan yang dibuat oelh pihak Keraton Yogyakarta dan diarak oleh abdi dalem.-jogja.idntimenews.com-

diswayjogja.comMaulid Nabi Muhammad SAW atau yang dikenal juga dengan sebuta Maulid Nabi atau Maulud, merupakan salah satu peringatan penting bagi umat Islam di Indonesia.

Berdasar penanggalan Hijriyah, peringatan ini dilakukan pada 12 Rabiulawal oleh sebagian Sunni, sementara Syiah pada 17 Rabiul Awal dan menjadi ekspresi kegembiraan dan penghormatan atas kelahiran Rasulullah.

Sebagai penerus Kerajaan Mataram Islam, Keraton Ngayogyakarta jadi salah satu yang menggelar peringatan Maulid Nabi.

Peringatan ini disebut dengan Sekaten yang rangkaiannya dimulai sejak tanggal 5-11 Rabiulawal atau dalam penanggalan Jawa disebut bulan Mulud.

BACA JUGA : Kibarkan Eksistensi Yogyakarta di Ranah Dunia Lewat Festival Batik

BACA JUGA : Kukuhkan Dua Guru Besar, UAD Yogyakarta Harapkan Pendidikan Era Abad 21 Semakin Berkembang

Rangkaian Sekaten diawali dengan upacara Miyos Gangsa pada 5 Mulud Je 1958, dimana sepasang Gamelan Sekati yakni KK Guntur Madu dan KK Nagawilaga dibawa Kanca Abrit dari Bangsal Pancaniti Keraton Ngayogyakarta untuk ditempatkan di Pagongan Masjid Gedhe.

Gamelan Sekati dibunyikan secara bergantian oleh Abdi Dalem Wiyaga Kawedanan Kridhamardawa tiga kali sehari, yaitu pada 08.00-10.00, 14.00-17.00, dan 20.00-23.00 WIB

Gending yang dimainkan adalah Gendhing Sekaten yang jumlahnya mencapai 68, tapi umumnya melantunkan sebanyak 16 gending.

KMT Reksamartawijaya, Carik Kawedanan Tanda Yekti Keraton Ngayogyakarta memamparkan bahwa tradisi Sekaten saat ini berbeda dengan yang dahulu.

BACA JUGA : Pemicu Klitih Di Yogyakarta, Ribuan Botol Oplosan Di musnahkan

BACA JUGA : Percepatan Digitalisasi Layanan BAZNAS Kota Yogyakarta Memudahkan Masyarakat Bayar Zakat

“Dulu belum banyak hiburan, masih sepi, jadi begitu ada pertunjukan ini orang-orang akan datang menuju pusat keramaian, yaitu di Masjid Gedhe," terangnya.

Selain itu, Masjid Gedhe juga mengadakan semacam pengajian dan menawarkan siapa yang ingin masuk Islam akan disyahadatkan di Masjid Gedhe.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: tirto.id