Kenalkan Potensi Berbeda, DIY Terus Genjot Potensi Melalui Wellness Tourism dari Budaya Asli Mataram

Kenalkan Potensi Berbeda, DIY Terus Genjot Potensi Melalui Wellness Tourism dari Budaya Asli Mataram

Serangkaian kegiatan Jogja Cultural Wellness Tourism Festival 2024-jogja.idntimes.com-

JOGJA, diswayjogja.id - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang terkenal dengan julukan kota wisata, terus menggenjot potensinya.

Salah satunya melalui potensi wellness tourism. Dorongan terhadap wellness tourism, salah satunya diwujudkan dengan Jogja Cultural Wellness Tourism Festival (JCWF) 2024. Kegiatan ini mengenalkan potensi yang membedakan DIY dengan daerah lainnya.

“Dengan mengangkat tema Selasaring Urip, JCWF 2024 hadir untuk lebih memperkenalkan kekuatan dari wellness Jogja yang mengakar dari budaya asli Mataram, di mana tahun ini penyelenggaraan dilaksanakan di semua Kabupaten Kota di DIY,” ucap Ketua Badan Promosi Pariwisata DIY, GKR Bendara, Sabtu (30/11/2024).

Rangkaian acara JCWF berlangsung selama bulan November 2024. Di Kabupaten Kulon Progo, JCWF dibuka dengan serangkaian acara, yakni Ngrowot dan Sunset Yoga pada hari Sabtu (2/11/2024).

BACA JUGA : Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDI) DIY Temukan Surat Suara Tercoblos di Pilkada DIY

BACA JUGA : Dinas Kebudayaan Yogyakarta Beri Penghargaan Warisan dan Cagar Budaya, Cek Disini

Di Kabupaten Gunungkidul, JCWF 2024 dimeriahkan dengan CSR Penanaman Pohon di Dusun Wota Wati sebagai salah satu lokasi unik yang memiliki waktu siang hari lebih pendek.

Minggu ketiga, kegiatan JCWF diselenggarakan di Kabupaten Sleman, tempatnya di Nawang Jagad dengan agenda Moonlight Meditation bersama Dr. Hastho Bramantyo dan dr. Herin sebagai fasiliator.

Minggu kelima, JCWF hadir dengan sebuah Pengalaman yang membumi: One Day Class Farm to Table di Bumi Langit.

Bersama Helianti Hilman selaku Founder Javara dan Seniman Pangan yang berlangsung di Kabupaten Bantu, Sabtu (23/11/2024).

Sebagai puncak acara JCWF ditutup dengan beberapa kegiatan di Kota Yogyakarta, antara lain plogging, yaitu aktivitas olahraga sambil memungut sampah di jalan.

Istilah plogging berasal dari kata Swedia “jogging” (lari santai) dan “plocka upp” (mengambil). Kegiatan ini berlangsung mulai pukul 14.00-18.00 WIB di Lapangan Widorokandang.

BACA JUGA : Perkenalkan Keistimewaan Yogyakarta, Kompetisi Karya Filosofi 2024 Tampilkan Banyak Karya Kreatif

BACA JUGA : RAPBD Daerah Istimewa Yogyakarta untuk Tahun Anggaran 2025 Sudah Dirumuskan, Ini Dia Isinya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jogja.idntimes.com