Mengenal Nyamuk Wolbachia, Teknologi Biologis untuk Pengendalian Nyamuk DBD

Mengenal Nyamuk Wolbachia, Teknologi Biologis untuk Pengendalian Nyamuk DBD

Mengenal Nyamuk Wolbachia--

DISWAY JOGJA- Nyamuk Wolbachia merupakan inovasi yang dikenalkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mengendalikan nyamuk demam berdarah yang kian meningkat di Indonesia.

Nyamuk sering dikaitkan dengan berbagai penyakit menular yang berbahaya untuk manusia. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk yaitu demam berdarah dengue (DBD). Sehingga munculah inovasi baru dengan lahirnya wolbachia ini.

Inovasi Wolbachia telah terbukti aman dan efektif di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Singapura dan 12 negara lainnya. Terdapat penelitaian di Kota Yogyakarta membuktikan adanya penurunan kasus DBD yang tinggi dan penurunan rawat inap pada kasus DBD. 

Artikel ini akan membahas terkait nyamuk wolbachia sebagai inovasi baru dari pemerintah untuk pengendalian nyamuk demem berdarah. Simak hingga akhir ya.

BACA JUGA:Cegah Stunting! Ini dia 7 Makanan Bergizi yang dapat dikonsumsi Anak

Wolbachia adalah sebuah bakteri. Bakteri wolbachia ini secara alami ada dalam 60% serangga dan bukan hasil rekayasa. Bakteri wolbachia yang ada dalam spesies nyamuk Aedes Aegypti ini akan menyebabkan virus DBD pada nyamuk tersebut tidak akan bisa berkembang, sehingga tidak akan menularkan virus atau penyakit DBD kepada manusia.

Nyamuk wolbachia ini telah diterapkan dengan pilot project yang dilakukan di lima kota, yaitu Kota Semarang, Jakarta Barat, Bandung, Kupang, dan Bontang.

Cara kerja dari nyamuk wolbachia ini difungsikan untuk membasmi dan mengendalikan DBD. Diawali dengan pemindahan bakteri wolbachia dari lalat buah kepada nyamuk aedes aegypti betina. Setelah proses tersebut, nyamuk jantan wolbachia akan melakukan kawin dengan nyamuk betina wolbachia, dan menghasilkan telur dan nyamuk baru yang ber-wolbachia.

Untuk nyamuk jantan yang tidak ada wolbachia kawin dengan nyamuk betina yang ada wolbachia, lalu nyamuk tersebut akan tetap mengahsilkan telur yang mengandung wolbachia nya itu sendiri. Namun berbeda hal nya dengan nyamuk betina yang tidak mengandung wolbachia, jika menikah dengan nyamuk jantan ber wolbachia, dan telah terjadi perkawinan tersebut, maka tidak akan mengahsilkan telur atau beranak.

BACA JUGA:7 Makanan ini Banyak Mengandung Kolagen yang dibutuhkan Tubuh

Salah satu kemajuan teknologi bakteri wolbachia adalah dampak perlindungannya terhadap penularan DBD bersifat sustainable. Hal ini karena bakteri tersebut terdapat dalam telur nyamuk, bakteri ini akan diturunkan dari satu generasi ke generasi nyamuk berikutnya. Sehingga nyamuk yang mengandung wolbachia ini tidak mampu lagi menularkan virus DBD ketika menghisap darah orang yang terinveksi virus tersebut. Pendekatan ini terbukti sangat efektif dalam pengendalian penyakit yang ditularkan oleh nyamuk di wilayah perkotaan besar dengan tingkat DBD yang tinggi.

Tidak perlu khawatir, karena wolbachia ini sangat aman untuk semua kalangan, hal ini dikarenakan di kota Yogyakarta bakteri ini sudah diterapkan lebih dari 10 tahun, dan lebih dari 1.5 juta penduduk sudah berdampingan hidup dengan nyamuk ber wolbacjia, serta sudah terbukti aman karena tidak ada bukti berbahaya bagi makhluk hidup termasuk manusia.

Selain itu, wolbachia ini sudah umum ditemukan secara alami pada banyak spesies serangga. Tanpa disadari, hampir setiap hari pernah berkontak dan digigit oleh serangga ber-wolbacia ini dan tidak terbukti bahwa gigitan tersebut berbahaya dan emngancam jiwa. Disamping itu, evaluasi beserta kajian risiko juga sudah dilakukan. Hasilnya metode wolbachia ini dapat diperluas dengan tujuan untuk melindungi masyarakat Indonesia dari wabah DBD.

BACA JUGA:10 Khasiat Mengonsumsi Jahe Secara Rutin Bagi Kesehatan

Mungkin banyak kekhawatiran dari kemunculan nyamuk ini, apakah berbahaya bagi manusia atau tidak. Namun, berdasarkan penelitian, nyamuk dengan bakteri wolbachia sudah dianggap aman. Bakteri yang ditemukan dalam nyamuk tidak dapat bertahan hidup di luar tubuh serangga dan tidak bisa mereplikasi diri tanpa bantuan nyamuk inang.

Selain itu, secara materi genetik, baik nyamuk maupun bakteri wolbachia yang digunakan dalam teknologi ini sudah identik dengan organisme yang ditemukan di alam. Sehingga dinilai aman untuk kehidupan manusia.

Meskipun sudah ada teknik dan nyamuk wolbachia, namun akan jauh lebih baik jika kita terus menerapkan 3M, yaitu menutup, menguras, dan mendaur ulang. Serta menjaga gaya hidup sehat dan menerapkan lingkungan yang bersih guna menghentikan siklus pertumbuhan nyamuk demam berdarah yang mengancam kesehatan bahkan nyawa.

Itulah pembahasan terkait nyamuk wolbachia yang merupakan inovasi baru sebagai penghentian nyamuk demam berdarah di Indonesia. Semoga bermanfaat. (*)

BACA JUGA:Ini Dia Nutrisi dan Manfaat Buah Lemon bagi Kesehatan Tubuh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: