Tiap Hari Meningkat, Dinas Kesehatan Yogyakarta Imbau Warganya Lakukan Pencegahan Demam Berdarah

Tiap Hari Meningkat, Dinas Kesehatan Yogyakarta Imbau Warganya Lakukan Pencegahan Demam Berdarah

Kasus Demam Berdarah kian naik di Yogyakarta--Foto by Detik.com

diswayjogja.com - Memasuki musim penghujan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta terus meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit demam berdarah dengue (DBD) terutama kepada anak-anak sebagai kelompok rentan.

Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinkes Kota Yogyakarta, Endang Sri Rahayu menjelaskan hingga bulan Oktober 2024 terdapat 238 kasus DBD. 

Angka tersebut dikatakan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2023.

“Sampai Oktober kemarin ada 238 kass, kalau di bulan November ini ada 2 kasus. Dibanding tahun lalu memang ada kenaikan, dan kenaikan ini juga terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Untuk di Kota Yogya kasus DBD tahun 2023 sebanyak 88 kasus, tahun 2022 ada 174 kasus dan tahun 2021 ada 92 kasus,” jelasnya saat dikonfirmasi pada Rabu (13/11/2024).

Pihaknya menyatakan, sebagian besar pasien DBD adalah anak-anak. 

Berdasarkan laporan melalui kewaspadaan dini rumah sakit atau KDRS, pasien DBD menjalani rawat inap di rumah sakit semuanya dinyatakan sembuh.

BACA JUGA : Kampanye Udara Bersih, Dinas Lingkungan Hidup Jogja Lakukan Uji Emisi Puluhan Kendaraan Bermotor

BACA JUGA : Kasus Bunuh Diri Meningkat di Kulon Progo, Dinkes Jogja Akan Tingkatkan Skrining Kesehatan Jiwa

“Paling banyak kasus DBD terjadi di Kelurahan Sorosutan ada 17 kasus, Kricak 15 kasus dan Wirogunan 14 kasus. Sebenarnya hampir merata wilayahnya dan angkanya fluktuatif. Menghadapi musim penghujan seperti sekarang kami himbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap DBD,” ujarnya.

Kenaikan Kasus di Gunungkidul

Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul mencatat peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Demam Sindrom Syok (DSS) yang signifikan. 

Berdasarkan data sementara, tercatat setidaknya 1.584 kasus yang tersebar di 31 puskesmas di seluruh wilayah. Kasus tertinggi tercatat di Puskesmas Wonosari II dengan total 336 kasus.

Peningkatan kasus ini juga bervariasi setiap bulannya. Pada Maret, puncak kasus tertinggi terjadi dengan 361 kasus. 

Data bulan lainnya menunjukkan angka yang fluktuatif, dengan rincian Januari 75 kasus, Februari 207 kasus, April 246 kasus, Mei 241 kasus, Juni 191 kasus, Juli 121 kasus, Agustus 77 kasus, dan September 65 kasus.

Beberapa puskesmas lain yang memiliki jumlah kasus cukup tinggi antara lain Puskesmas Semin II sebanyak 158 kasus, Paliyan 147 kasus, dan Playen I 119 kasus. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: warta.jogjakota.go.id