Hujan Tak Surutkan Mahasiswa Jogja Memanggil, Tolak Soeharto Pahlawan dan Revisi KUHAP
Mahasiswa Aliansi Jogja Memanggil melakukan aksi damai di tengah hujan deras dengan membawa spanduk bertuliskan 'Lawan Balik Brutalitas Aparat', 'Merawat Ingatan', dan 'Soeharto Bukan Pahlawan'. --Foto: Kristiani Tandi Rani/diswayjogja.id
YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Hujan deras tak menyurutkan langkah para mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Jogja Memanggil untuk melakukan aksi di Tugu Yogyakarta, Jumat (21/11/2025).
Dengan spanduk jumbo bertuliskan 'Lawan Balik Brutalitas Aparat', 'Merawat Ingatan', dan 'Soeharto Bukan Pahlawan', mereka menyuarakan orasi ilmiah menolak fasisme negara dan penguatan militer di kancah sipil.
“Hari ini kami hadir untuk menegaskan bahwa langkah pengembalian militer ke jabatan sipil bukanlah kejutan. Jejak kelam Prabowo sudah jelas: menantu Soeharto dan mitra dalam skenario politik yang memperkuat kekuasaan militer,” kata Humas Aliansi Jogja Memanggil, Gozi.
Ia menambahkan, beberapa jenderal diketahui terlibat dalam pembunuhan aktivis 1998 dan penculikan, memanfaatkan dwifungsi ABRI, serta proyek pembangunan yang memperkuat posisi militer.
“Ini membuktikan bahwa aparat negara tidak selalu berada di sisi rakyat, melainkan menjadi alat elit politik,” ujarnya.
Ia menyoroti juga proyek nasional yang dipimpin Dadang Hindayana dengan anggaran Rp 71 triliun.
BACA JUGA : Gunung Merapi Masih Siaga, BPPTKG: Suplai Magma Berlangsung dan Awan Panas Gugura Berpotensi Terjadi
BACA JUGA : Pencurian di Sekolah Terjadi Lagi, Pelaku SD Ciren Diciduk Saat Aksi Kedua
“Alih-alih dievaluasi, DPR justru menyetujui anggaran tritium 2026. Ini jelas mempertegas bahwa elit politik lebih fokus mempertahankan kekuasaan daripada melayani rakyat,” jelasnya.
Seruan aksi Aliansi Jogja Memanggil tak hanya menekankan penolakan terhadap kebijakan represif, tetapi juga membangun kekuatan politik alternatif.
“Kami menyerukan seluruh gerakan rakyat untuk kembali membangun aktivitas di basis-basis lokal. Dari sini akan lahir komite maupun blok politik alternatif yang menjadi embrio Dewan Rakyat,” ucapnya.
Adapun yang menjadi tuntutan mereka adalah :
1. Hentikan represifitas negara (aparat & rezim).
2. Hapus produk RKUHAP dan revisi KUHP.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: