Tragedi Rheza Sendy Guncang Yogyakarta, MW-KAHMI DIY Desak Aparat Stop Kekerasan
Aksi di Yogyakarta, MW-KAHMI DIY menyampaikan duka atas wafatnya Rheza Sendy Pratama dalam aksi di Mapolda DIY, mendesak aparat hentikan kekerasan dan kedepankan kemanusiaan.--Foto: Kristiani Tandi Rani/diswayjogja.id
YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Majelis Wilayah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MW-KAHMI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyampaikan duka mendalam atas wafatnya Rheza Sendy Pratama, mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta, dalam aksi mahasiswa dan masyarakat di depan Mapolda DIY.
Kepergian almarhum disebut sebagai luka kolektif yang harus menjadi pelajaran berharga bagi seluruh pihak untuk lebih menjunjung tinggi kemanusiaan, demokrasi, dan keadilan.
Koordinator Presidium MW-KAHMI DIY, Hakimul Ikhwan, menegaskan bahwa tragedi yang merenggut nyawa mahasiswa tersebut tidak boleh terulang kembali.
Ia menyebut, kehilangan satu nyawa mahasiswa dalam perjuangan demokrasi adalah kehilangan bagi seluruh bangsa Indonesia.
BACA JUGA : Kenaikan Pangkat Polisi Luka Demo, JPW Kritik: Korban Aksi Bagaimana?
BACA JUGA : Mahasiswa Amikom Yogyakarta Meninggal, Ayah Korban Sebut Ada Bekas Sayatan dan Sepatu PDL
“Tragedi ini adalah kehilangan besar, bukan hanya bagi keluarga korban, tetapi juga bagi dunia mahasiswa, masyarakat Yogyakarta, bahkan bangsa Indonesia. Kehilangan satu nyawa mahasiswa dalam perjuangan demokrasi adalah kehilangan kita semua,” katanya di Yogyakarta, Selasa (2/9/2025).
MW-KAHMI DIY secara tegas mendesak aparat keamanan untuk tidak lagi menggunakan instrumen kekerasan dalam menghadapi demonstrasi.
Menurutnya, seharusnya aparat mengedepankan pendekatan persuasif, humanis, dan berlandaskan prinsip hak asasi manusia.
"Kami mendesak aparat keamanan agar tidak lagi menggunakan kekerasan dalam menghadapi aspirasi mahasiswa. Demokrasi harus dirawat dengan dialog, bukan dengan peluru atau kekerasan,” tegasnya.
Selain mendesak aparat, MW-KAHMI juga menyerukan kepada mahasiswa agar tetap menyampaikan aspirasi secara damai, bermartabat, dan menjunjung tinggi tradisi intelektual serta moralitas perjuangan.
Menurutnya, tindakan anarkis hanya akan merugikan perjuangan itu sendiri dan mengaburkan substansi aspirasi yang disuarakan.
“Perjuangan mahasiswa adalah perjuangan moral dan intelektual. Jangan sampai tindakan anarkis justru mengaburkan substansi aspirasi yang diperjuangkan,” ujarnya.
Lebih jauh, MW-KAHMI juga mengajak seluruh masyarakat Yogyakarta untuk menjaga suasana tetap kondusif, menolak provokasi, dan memperkuat solidaritas sosial demi memastikan Yogyakarta tetap aman, damai, dan bermartabat.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: