Tragedi MBG di Sleman: 500 Siswa Keracunan, Data Dinkes dan SPPG Berbeda

Tragedi MBG di Sleman: 500 Siswa Keracunan, Data Dinkes dan SPPG Berbeda

Ilustrasi makanan bergizi gratis (MBG) yang dibagikan di sekolah. Program ini tengah dievaluasi setelah ratusan siswa di Sleman keracunan massal.--Foto: HO (Int)

SLEMAN, diswayjogja.id - Kasus keracunan yang menimpa siswa SD Nahdlatul Ulama Gamping pekan lalu menambah panjang daftar korban program Menu Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Sleman. 

Hingga saat ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman mencatat sedikitnya 500 siswa mengalami gejala keracunan selama pelaksanaan program tersebut.

Kepala Dinkes Sleman, Cahya Purnama, mengungkapkan bahwa sebaran kasus terbesar terjadi di tiga kapanewon. 

“Jumlah kasus keracunan di Kapanewon Mlati mencapai 373 kasus, lalu di Berbah ada 69 kasus, dan di Gamping ada 58 kasus,” katanya, Rabu (1/10/2025).

Menurutnya, kasus di Mlati tergolong paling masif karena terjadi di 14 sekolah. Namun, ia menegaskan bahwa hingga saat ini kasus tersebut tidak meluas. 

“Kalau di Mlati itu kejadiannya ada di empat belas sekolah. Sejak keracunan itu, tidak ada perluasan kasus sampai sekarang,” ucapnya.

BACA JUGA : 14 Dapur MBG Yogyakarta Diawasi Ketat, Uji Kualitas Makanan hingga Sertifikasi SPPG

BACA JUGA : Pakar Politik UGM: Program MBG Harus Diperbaiki, Bukan Proyek Bancakan

Data ini berbeda dengan yang dirilis oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sleman. 

Kepala SPPG Margodadi Seyegan, Muhammad Bogo Prasetyo, menyebutkan hanya ada 393 kasus selama penyelenggaraan program MBG. Versi SPPG, kasus terbanyak justru terjadi di Berbah dan Tlogoadi, dengan jumlah korban lebih dari 100 siswa.

Perbedaan data tersebut kini menjadi perhatian Pemkab Sleman. Meski begitu, ia memastikan bahwa biaya pengobatan seluruh korban masih ditanggung pemerintah. 

“Ihwal biaya perawatan dan pengobatan selama ini masih ditanggung Pemkab Sleman. Biaya ini menggunakan Jaring Pengaman Sosial (JPS),” tuturnya.

BACA JUGA : Kasus Keracunan Program MBG Target Terlalu Cepat, Pengawasan Terbengkalai

BACA JUGA : Ibu Hamil Ikut Aksi Damai Tabuh Panci, Curhat Tak Mau Anaknya Jadi Korban MBG

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: