Keracunan Massal MBG Sleman Melonjak, Bupati: Saatnya Evaluasi Total
Petugas kesehatan menangani siswa Sleman yang terdampak keracunan massal usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis di sekolah.--Foto: IST
SLEMAN, Diswayjogja.id – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Sleman yang seharusnya menjadi upaya pemerintah meningkatkan kesehatan siswa justru berujung keracunan massal.
Program yang semula diharapkan mampu membantu siswa lebih sehat dan berenergi ini berubah menjadi masalah serius.
Hingga Jumat (15/8/2025) malam, Dinas Kesehatan Sleman mencatat total 379 siswa dari empat sekolah di Kecamatan Mlati terdampak setelah menyantap menu rawon dengan nasi, sayur, dan buah.
Bupati Sleman, Harda Kiswaya, menegaskan bahwa kasus keracunan ini harus menjadi titik evaluasi penting.
BACA JUGA : Usai Keracunan, SMP Muhammadiyah 3 Mlati Setop Konsumsi MBG Mulai Hari Ini
BACA JUGA : Ratusan Siswa dari Tiga Sekolah di Sleman Keracunan Diduga Usai Konsumsi MBG
Ia menilai, meski program Makan Bergizi Gratis memiliki tujuan baik, pengawasan terhadap mutu makanan yang disajikan di sekolah harus lebih diperketat agar kejadian serupa tidak terulang.
“Oh ada kejadian-kejadian itu ya, ini sebagai titik evaluasi semuanya agar kejadian-kejadian keracunan tidak terulang lagi,” katanya.
Empat sekolah yang terdampak kasus keracunan massal ini adalah SMP Muhammadiyah 1 Mlati, SMP Muhammadiyah 3 Mlati, SMP Pamungkas, dan SMP Negeri 3 Mlati.
Para siswa mulai merasakan gejala sejak Rabu pagi (13/8/2025), sehari setelah program Makan Bergizi Gratis dilaksanakan.
Dari total 1.880 siswa penerima program, 379 di antaranya melaporkan gejala seperti mual, pusing, hingga diare.
Jumlah yang cukup besar ini membuat tenaga kesehatan kewalahan di hari pertama penanganan.
Sebagian besar siswa langsung mendapatkan penanganan medis di Puskesmas Mlati I dan II.
Namun, tidak semua bisa ditangani di tingkat puskesmas.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: