Umat Muslim Salat Iduladha di Lapangan Bintang UMY, Momentum Kepedulian Sosial di Tengah Krisis
Seribuan umat muslim melaksanakan salat Iduladha 1446 Hijriah di Lapangan Bintang Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Jumat (6/6/2025) pagi, termasuk Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir. --Dok. BHP UMY
BANTUL, diswayjogja.id - Seribuan umat muslim melaksanakan salat Iduladha 1446 Hijriah di Lapangan Bintang Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Jumat (6/6/2025) pagi.
Wakil Rektor UMY bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan, Prof. Dr. Zuly Qodir, dalam khotbah Iduladha menyampaikan perayaan Idul Adha 1446 H menjadi momen penting untuk merefleksikan kembali nilai-nilai kemanusiaan dalam beragama.
Hal tersebut di tengah persoalan gejolak ekonomi, meningkatnya angka pemutusan hubungan kerja (PHK), putus sekolah, gangguan kesehatan mental, hingga kasus bunuh diri.
Terlebih lagi di tengah situasi ekonomi Indonesia yang tidak sedang baik-baik saja, umat Islam diajak untuk tidak sekadar melaksanakan ibadah kurban secara ritual, tetapi juga menjadikannya sebagai wujud kepedulian sosial yang lebih luas.
BACA JUGA : Ramai Salat Ied Terakhir di Medsos, Keraton Yogyakarta Izinkan Salat Iduladha di Alun-Alun Selatan
BACA JUGA : Ibadah Kurban Iduladha, Haedar Nashir Ajak Bebaskan Diri dari Pesona Duniawi
Zuly Qodir menekankan bahwa kurban bukan hanya tentang menyembelih hewan, tetapi tentang menyentuh dan menyelamatkan kehidupan dari krisis yang terus membelit masyarakat.
“Terlalu banyak jiwa yang terkapar akibat dahsyatnya transformasi sosial yang mematikan. Tidak boleh kita biarkan korban jiwa terus bergelimpangan karena goncangan ekonomi dan sosial,” jelasnya.
Zuly pun mengajak untuk melakukan reinterpretasi atas kurban sebagaimana dilakukan oleh Muhammadiyah melalui Pimpinan Pusat yang telah menyerukan ijtihad baru dalam praktik kurban.
Dana atau hewan kurban yang biasanya digunakan untuk penyembelihan, dapat dialihkan untuk pemenuhan kebutuhan mendesak seperti makanan bergizi, pengobatan, hingga dukungan pemulihan hidup bagi mereka yang paling terdampak.
BACA JUGA : Dokter Supriyatiningsih, Dosen UMY Lakukan Riset IndoCerca Deteksi Dini Kanker Serviks
BACA JUGA : Putusan MK Pendidikan 9 Tahun Gratis, Pakar Hukum UMY Sebut Jangan Ada Diskriminasi Sekolah Swasta
Menurutnya, jika hanya mendapatkan satu-dua kilogram daging segar, nilai manfaatnya sangat kecil bagi mereka yang kehilangan pekerjaan dan tidak punya pendapatan.
"Sebaliknya, jika dana kurban digunakan untuk menopang kehidupan mereka secara berkelanjutan, ini menjadi bentuk kurban yang lebih bermakna,” katanya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: