Mahasiswa Aceh di Yogyakarta Terjebak Banjir, Terbantu Dapur Gratis dan Bantuan Warkop Perjuangan

Mahasiswa Aceh di Yogyakarta Terjebak Banjir, Terbantu Dapur Gratis dan Bantuan Warkop Perjuangan

Mahasiswa asal Aceh, Nur Ismi, menikmati makanan gratis di Warkop Perjuangan di Yogyakarta. Program ini membantu mahasiswa terdampak bencana tetap bisa makan dan fokus kuliah.--Foto: Kristiani Tandi Rani/diswayjogja.id

YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Program dapur gratis Warkop Perjuangan menjadi penyelamat bagi mahasiswa asal daerah terdampak bencana, termasuk dari Aceh, yang sempat kehilangan kontak dengan keluarga mereka di kampung halaman.

Nur Ismi, mahasiswa asal Kota Langsa, Aceh, menceritakan awalnya ia mengetahui program ini melalui media sosial. 

“Ini tahu aja di warung ini ada program makan gratis dari internet Instagram sama info-info dengan teman kan pergi bersama,” katanya, Senin (8/12/2025). 

Ia menuturkan kesulitan yang dihadapi selama bencana, termasuk tidak adanya listrik dan sulitnya menghubungi orang tua. 

“Baru ada kabar kan kemarin, sama listrik kan juga nggak ada, jadi kalau misalnya mau menghubungi orang tua memang nggak bisa, mau nelpon siapapun memang nggak ada,” ucapnya. 

Meski sempat kehilangan kontak hampir delapan hari, ia tetap bersyukur karena keluarganya selamat. 

BACA JUGA : Ulang Tahun Kedua S3, Senam Sehat dan Galang Donasi untuk Korban Banjir Sumatra

BACA JUGA : Menelisik Penyebab dan Dampak Banjir Bandang Sumatra, Dwikorita Sebut Faktor Nonalam Perparah Bencana

“Habis itu juga, sebenarnya juga ada pasrahnya kita berdoa yang penting kan orang tua selamat, kan alhamdulillah selamat. Karena memang nggak bisa akses internet di sana, jadi mau ngabarin pun nggak bisa sama sekali memang,” tuturnya.

Ia menambahkan bahwa banjir di kampung halamannya merupakan yang terparah sepanjang pengalamannya. 

“Awalnya pas bencana di rumah, cuman kan karena juga curah, hujan terus-menerus, kan air juga semakin tinggi, jadi ngungsi. Ngungsinya ke masjid, karena kan masjid di sana juga tinggi gitu, ada lantai duanya, jadi semua warganya memang ke masjid,” jelasnya. 

Banjir ini menjadi pengalaman baru bagi warganya karena wilayah tersebut jarang terdampak. 

“Daerah kami memang gak pernah terkena banjir, palingan kan becek-becek aja gitu kan, ini memang baru. Kalau normal kayaknya selutut normal tuh,” ujarnya.

Ia menceritakan kondisi rumahnya yang masih dipenuhi lumpur. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: