Tiga Alasan Utama Muhammadiyah Dukung Program MBG, Perbaiki Gizi Nasional Lewat SPPG ‘Aisyiyah

Tiga Alasan Utama Muhammadiyah Dukung Program MBG, Perbaiki Gizi Nasional Lewat SPPG ‘Aisyiyah

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (kiri) saat meninjau lokasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) ‘Aisyiyah di Kasihan, Bantul, Kamis (13/11/2025), sebagai dukungannya terhadap program nasional MBG.--dok. PP Muhammadiyah

BANTUL, diswayjogja.id - Muhammadiyah mendukung peningkatan kualitas gizi nasional melalui penguatan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) ‘Aisyiyah di Kasihan, Bantul, Kamis (13/11/2025).

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan bahwa Muhammadiyah menjadi organisasi masyarakat pertama yang menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Badan Gizi Nasional (BGN), bahkan sejak program Makan Bergizi Gratis (MBG) belum resmi diluncurkan.

“Penandatanganan MoU itu dilakukan bersamaan dengan Tanwir Muhammadiyah di Kupang, Nusa Tenggara Timur, yang dibuka langsung oleh Presiden Prabowo. Sejak itu, program ini terus bergulir, dan kini Muhammadiyah telah memiliki 150 unit SPPG yang akan terus bertambah,” ujar Haedar disela peresmian SPPG 'Aisyiyah. 

Dia menjelaskan bahwa langkah Muhammadiyah mendukung program MBG didasari tiga alasan utama. Pertama, karena program tersebut menyangkut masa depan generasi bangsa.

BACA JUGA : Program MBG Dievaluasi, BGN Tutup SPPG Tak Penuhi Standar di Yogyakarta

BACA JUGA : Deputi BGN: Dapur SPPG Harus Gunakan Air Galon atau PDAM Bebas E. Coli

“Dalam pandangan Islam, kita ingin melahirkan qurrata a’yun—generasi yang menyejukkan mata, bukan dzurriyatan dhi’afa—generasi yang lemah. Persoalan gizi anak berkaitan erat dengan ekosistem sosial dan ekonomi masyarakat,” katanya.

Haedar menyoroti masih rendahnya rata-rata IQ anak Indonesia yang berada di angka 78,59 sebagai cerminan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. 

“Sebagian besar masyarakat kita masih berada di tingkat ekonomi menengah ke bawah, sehingga kualitas gizinya rendah. Ini memengaruhi kondisi fisik dan psikologis anak-anak,” terangnya. 

Muhammadiyah, lanjut Haedar, tidak ingin terjebak dalam polemik politik atau teknis pelaksanaan program. 

BACA JUGA : SPPG di Yogyakarta Belum Miliki SLHS, Dinkes Imbau Ajukan Lewat Aplikasi JSS

BACA JUGA : SPPG Wirobrajan Hentikan Sementara Distribusi MBG Usai KLB, Pemkot Yogyakarta Lakukan Evaluasi

“Cara bisa seribu, tapi tujuannya satu: menyehatkan generasi bangsa. Kalau ada kekeliruan, kita koreksi dengan tindakan, bukan hanya dengan bicara,” tegasnya.

Alasan kedua, menurut Haedar, Muhammadiyah melihat program MBG dapat menumbuhkan semangat wirausaha di kalangan masyarakat.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait