Ibadah Kurban Iduladha, Haedar Nashir Ajak Bebaskan Diri dari Pesona Duniawi
Ribuan warga mengikuti pelaksanaan Salat Idulftiri di Lapangan Trimulyo, Jetis, Bantul, pada Senin (31/3/2025) pagi, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir selaku Khatib Salat Ied, mengajak melahirkan teladan terbaik. --Dok. PP Muhammadiyah
YOGYAKARTA, diswayjogja.id – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengatakan Hari Raya Iduladha secara syariat lahiriah yakni menyembelih hewan kurban.
Namun, menurutnya, makna yang paling dalamnya ialah Lan Yanala Allaha Luhumuha Wa La Dimauuha Wa Lakin Yanaluhu At-Taqwa Minkum (Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya).
“Maka terdalamnya apa yang kita miliki dalam kehidupan ini baik harta, kekuasaan, dan segala kesenangan yang kita peroleh sebenarnya nisbi, maka Allah SWT mengajarkan pada kaum beriman 'berqurbanlah' manfaatkan harta dan segala hal duniawi itu untuk kepentingan beribadah dan kemaslahatan orang banyak,” ungkap Haedar dalam keterangan tertulis, Kamis (5/6/2025).
Ketika ibadah kurban, lanjut Haedar, telah mengajarkan kita untuk melepas apa yang kita miliki, maka sejatinya mereka yang berkurban sudah terbebaskan jiwa, hati, pikiran, rasa, dan segala apa yang Ia miliki lillahi ta’ala untuk meraih ridha dan karunia Allah SWT.
BACA JUGA : Sapi Kurban Bantuan Presiden Prabowo Akan Dibagikan kepada 1.299 Penggerobak Sampah Kota Yogyakarta
BACA JUGA : Pemkot Yogyakarta Imbau Gunakan Kemasan Ramah Lingkungan dalam Pendistribusian Daging Kurban
Haedar juga menuturkan bahwa manusia memiliki jiwa ingin menguasai segalanya. Harta, kekuasaan, segala pesona dunia takkan pernah merasa puas bahkan dengan cara yang tidak halal yakni dengan korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan segala perilaku yang menunjukkan ketamakan.
“Manusia yang rakus, dengan segala pesona duniawi, Ia tidak akan pernah cukup sampai tuhan menghentikan ajalnya al-hâkumut-takâtsur, ḫattâ zurtumul-maqâbir," jelasnya.
Maka bagi Haedar di sinilah penting setiap orang beriman dimanapun posisi dan berada, disaat berkurban maupun tidak berkurban, mengkoreksi diri apakah kita termasuk orang beriman tetapi tak pernah puas dalam kehidupan, lalu menjadi insan yang serakah, tamak, takabur, dan penuh ambisi yang melampaui batas lalu lupa akan kebenaran, kebaikan, dan nilai-nilai luhur dalam fondasi ketakwaan.
“Lepas segala kepentingan demi kebenaran, kebaikan, dan keluhuran, dan untuk kemaslahatan hidup orang banyak. Jika itu bisa dipenuhi, maka berkurban berarti telah membebaskan kita dari segala pesona duniawi itu untuk hidup yang cukup dan moderat tetapi membawa kemaslahatan duniawi dan ukhrawi,” tandasnya.
BACA JUGA:Muhammadiyah Ingatkan Pemerintah Adil untuk Lembaga Pendidikan Swasta Maupun Negeri
BACA JUGA:Inovasi Program Qurbanmu, Muhammadiyah Ajak Bahagiakan Sesama dan Salurkan Wilayah 3T
Berdasarkan Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah No 1/MLM/1.0/E/2025 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal dan Zulhijjah 1446 Hijriah, Hari Raya Iduladha 10 Zulhijjah 1446 Hijriah jatuh pada hari Jumat Wage, 6 Juni 2025.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: