Awan Panas Meluncur 2,5 Km dari Puncak Merapi ke Kali Boyong, Warga Diimbau Tetap Tenang

Kamis 02-10-2025,12:42 WIB
Reporter : Anam AK
Editor : Syamsul Falaq

YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Gunung Merapi kembali menunjukkan aktivitas berupa awan panas guguran pada Kamis (2/10/2025) pagi. 

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat, awan panas meluncur sejauh 2,5 kilometer ke arah Kali Boyong pada pukul 05.29 WIB.

Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso menjelaskan bahwa peristiwa tersebut terekam pada seismograf dengan amplitudo 59 mm dan durasi 225 detik. Hingga saat ini, status Merapi masih berada di Level III atau Siaga.

“Masyarakat kami imbau untuk tetap tenang dan dapat beraktivitas seperti biasa, selama berada di luar daerah potensi bahaya,” ujar Agus dalam pernyataan video resminya. 

BACA JUGA : Belajar dari Dapur Umum Merapi, Sri Sultan Minta Penanganan MBG di Sekolah Lebih Serius

BACA JUGA : Pendaki Ilegal Gunung Merapi Di-Blacklist Semua Gunung di Indonesia

BPPTK menyebutkan zona bahaya saat ini yang meliputi radius 3 km dari puncak Gunung Merapi, sepanjang 7 km di alur Sungai Krasak, sepanjang 5 km di alur Sungai Boyong dan Gendol. 

Sementara berdasarkan laporan pengamatan dari pukul 00.00 hingga 06.00 WIB mencatat 1 kali awan panas guguran, 29 kali guguran lava, serta 32 gempa hybrid/fase banyak. 

Secara visual, gunung tampak tertutup kabut tipis, dengan asap kawah nihil. Cuaca cenderung mendung dan berawan, dengan suhu udara berkisar antara 19–19,9°C dan kelembaban mencapai 95 persen.

BPPTKG juga melaporkan adanya 7 kali guguran lava pijar ke arah barat daya, menuju Kali Sat/Putih dan Kali Krasak, dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter.

BACA JUGA : Potensi Kerusakan Mata Air, Gubernur DIY Pimpin Reboisasi di Lereng Gunung Merapi

BACA JUGA : Potensi Kerusakan Mata Air, Gubernur DIY Pimpin Reboisasi di Lereng Gunung Merapi

Agus Budi menekankan agar warga tidak beraktivitas di dalam zona bahaya dan tetap mewaspadai potensi lahar hujan dan abu vulkanik, terutama saat terjadi hujan di sekitar kawasan Merapi.

“Kami akan terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Merapi secara ketat. Untuk informasi resmi, masyarakat dapat mengakses aplikasi Mahma Indonesia dan kanal media sosial Badan Geologi,” pungkasnya. 

Kategori :