Industri Ekstraktif Berpotensi Hilangkan Pengetahuan Lokal, Hilmar Farid: Kekayaan Budaya Jadi Kekuatan
Mantan Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Hilmar Farid memberi pidato kebudayaan di Pendopo Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM-harianjogja.com-
JOGJA, diswayjogja.id - Mantan Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Hilmar Farid menilai pola pembangunan negara Indonesia hingga sekarang masih berfokus pada industri ekstraktif.
Pola pembangunan semacam ini berpotensi menghilangkan pengetahuan lokal yang justru dapat menjadi kekuatan dalam membangun negara.
Dia memberi contoh pembukaan hutan-hutan yang masif. Padahal keberadaan hutan tidak dapat lepas dari kehidupan masyarakat sekitarnya. Kehidupan ratusan tahun yang ada di situ telah membentuk pengetahuan lokal masyarakat.
“Di dalam hutan yang ditebang ada banyak potensi kalau kita memelajari dengan baik. Kita bahkan bisa menemukan sumber pendapatan yang tidak kalah besarnya dari industri industri ekstraktif,” kata Hilmar ditemui seusai pidato kebudayaannya di Pendopo Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM, Sleman, Selasa (28/1/2025).
BACA JUGA : Sri Sultan HB X Ajak Masyarakat Merevitalisasi Semangat Nusantara untuk Kebudayaan Indonesia Baru
BACA JUGA : Pemkab Bantul Harapkan Masing-masing Kalurahan Dukung Sistem Keberlanjutan KLA
Hilmar menegaskan apabila pengetahuan lokal masyarakat yang merupakan wujud ekspresi kebudayaan dikombinasikan dengan sains dan teknologi maka akan muncul potensi luar biasa besar.
Pemanfaatan kebudayaan dan lingkungan secara baik melalui pendataan dan penelitian dapat berpotensi menggeser pola pembangunan di Indonesia.
Dia melanjutkan pemerintah dan masyarakat perlu meredefinisi atau memaknai ulang arti pariwisata. Tolok ukur pariwisata yang menempatkan besarnya angka kunjungan akan berpengaruh terhadap pengembangan sektor pariwisata di daerah-daerah.
Pelaku wisata akan memilih untuk menampilkan atraksi yang mendasarkan pada selera wisatawan umum.
BACA JUGA : DAM Sungai Progo Jebol, Menteri PU Berencana Tutup Akses Penambangan Material Pasir
BACA JUGA : Pembuangan Sampah ke Depo di Kota Yogyakarta Hanya Akan Melalui Penggerobak, Ini Tanggapan Legislatif
“Tetapi kalau pariwisata dimaknai sebagai kesempatan orang untuk mengenali kebudayaan kita, itu bisa menjadi salah satu alasan orang mau pergi ke tempat lain untuk mengalami atau merasakan hal berbeda. Kalau mengalami hal yang sama seperti di tempat asal wisatawan ya buat apa,” katanya.
Sektor pariwisata yang cenderung menyeragamkan potensi perlu digeser agar lebih memperkenalkan keunikan dari pengetahuan lokal sekitar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harianjogja.com