Kasus PMK di DIY 64 Ekor Mati, Tertinggi di Gunungkidul

Kasus PMK di DIY 64 Ekor Mati, Tertinggi di Gunungkidul

Peternakan sapi kelompok Sido Kumpul, Suronatan, Nitikan, Kota Yogyakarta. --Foto: Anam AK/diswayjogja.id

YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Data Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional mencatat sebanyak 824 kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada 1 Januari 2025. Saat ini, kasus PMK telah menjangkiti 948 ekor ternak jenis sapi dan kambing.

Berdasarkan catatatan tesebut, kasus PMK di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meningkat cukup signifikan pada awal 2025.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY, Syam Arjayanti, menyebutkan lebih dari 100 kasus lonjakan kasus pada pekan pertama Januari 2025.

"Ada 64 ekor diantaranya mati sejak Desember 2024," ungkap Syam di Yogyakarta, Rabu (8/1/2025). 

BACA JUGA : Sudah 30 Sapi Mati Karena PMK, DPRD Bantul Dorong Penetapan KLB PMK

BACA JUGA : Pakar UGM Desak Vaksinasi Menyeluruh Terakait Kasus PMK yang Kembali Melonjak

Kasus PMK di wilayah DIY diantaranya Kabupaten Gunungkidul yang menjadi wilayah dengan jumlah kasus tertinggi sebanyak 672 ekor ternak dengan rincian 27 ekor dipotong paksa dan 30 ekor mati.

Sementara di Kabupaten Bantul, terdapat 161 kasus dengan 25 ekor ternak mati dan 2 ekor dipotong paksa. Adapun di Kabupaten Sleman terdapat 103 kasus, dengan 8 ekor mati dan 4 sembuh. Kemudia di Kabupaten Kulon Progo ditemukan 11 kasus, dengan 1 hewan ternak mati.

"Sementara di Kota Yogyakarta hingga saat ini belum melaporkan adanya kasus PMK," ujarnya.

Syam menambahkan, mayoritas hewan ternak yang terjangkit PMK yakni sapi, berdasarkan data dari empat kabupaten di DIY. 

BACA JUGA : Pemkot Yogyakarta Tingkatkan Kewaspadaan PMK Pada Sapi, Pemantauan Kondisi dan Edukasi

BACA JUGA : Kasus PMK Kembali Ditemukan, Fakultas Peternakan UGM Bentuk Satgas Penanggulangan PMK

Pihaknya memperkirakan, tingginya jumlah kasus PMK tersebut berasal dari sapi-sapi yang masuk dari luar DIY  tanpa pengawasan kesehatan ketat.

"Baru sebulanan ini, tertularnya sapi-sapi dari luar wilayah DIY yang masuk," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: