Lakukan Pengelolaan Sampah Mandiri, BBWS Serayu Opak Studi Tiru ke UMY
BBWS Serayu Opak melakukan kunjungan ke pengelolaan sampah mandiri di kampus UMY, Rabu (8/1/2025).--Foto: Anam AK/diswayjogja.id
BANTUL, diswayjogja.id - Sebagai institusi pendidikan yang memiliki program Green Campus dan kepeduliannya terhadap permasalahan sampah di Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menerima kunjungan dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak, Rabu (08/01/2025).
Merujuk pada penerapan Peraturan Daerah (Perda) Bupati Sleman No. 6 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Sampah, kunjungan ini bertujuan untuk studi tiru dalam pelaksanaan pengolahan sampah mandiri yang telah diterapkan oleh UMY.
Sebagai salah satu dari satuan kerja Kementerian Pekerjaan Umum (PU), BBWS Serayu Opak juga memiliki tupoksi untuk mengelola Rumah Susun Aparatur Sipil Negara Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (Rusun ASN PUPR BBWS Serayu Opak), begitu juga dengan pengelolaan sampahnya.
“Terkait dengan pengelolaan sampah, BBWS Serayu Opak menyadari bahwa hingga saat ini belum ada pengelolaan sampah secara mandiri dan tertata. Dari permasalahan sampah yang ada di Yogyakarta belakangan ini seperti ditutupnya TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) menjadi alasan bagi BBWS Serayu Opak untuk segera melakukan pengelolaan sampah secara mandiri,” jelas Kepala Biro Umum UMY, Sugiyanto.
BACA JUGA : Rektor UMY Achmad Nurmandi: Sebagai Ibukota Muhammadiyah, Harus Punya Pendidikan Tinggi Berkualitas
BACA JUGA : UMY Kembali Salurkan Zakat Institusi Rp1,2 Miliar Kepada 93 Lembaga Muhammadiyah
Menurutnya, BBWS Serayu Opak memilih UMY dipilih sebagai tempat studi tiru pengolahan sampah mandiri, karena dinilai sebagai salah satu institusi pendidikan di Yogyakarta yang mempunyai sistem, strategi, dan penggunaan teknologi pengolahan sampah terbaik.
Sementara itu, Wakil Rektor bidang Keuangan dan Aset UMY, Rudy Suryanto, menjelaskan program kampus muda mendunia dalam meminimalisir sampah atau zero waste dimana sampah yang berada di UMY tidak dibuang tetapi dipilah dan diolah.
“Kami melakukan program ini dengan menyelesaikan permasalahan yang ada di ‘hulu’ atau sumbernya terlebih dahulu. Kemudian karena UMY merupakan kampus yang rimbun sehingga menghasilkan sampah daun yang banyak, maka kami olah sampah tersebut menjadi produk pupuk organik," katanya.
Rudi menambahkan, pupuk tersebut nantinya dapat digunakan di lahan pertanian sayur dan buah milik UMY. Hasilnya akan dikonsumi kalangan internal sendiri, sehingga harapannya UMY menjadi sirkuler.
BACA JUGA : Pertahankan Anggaran Makanan Bergizi, UMY Gandeng Korporasi
BACA JUGA : UMY Fasilitasi Riset 15 Bidang Ilmu dalam Konferensi Internasional ICoSI dan UMYGrace 2025
"Apa yang kita tanam itu adalah yang kita makan dan apa yang kita makan itu ialah apa yang kita tanam,” jelas Rudi.
Berkaitan dengan pengolahan sampah anorganik, dijelaskan penanganan UMY dalam mengatasi hal tersebut dengan adanya teknologi atau alat yang disebut Incinerator (alat pembakaran sampah dengan suhu tinggi). Dimana asapnya akan disalurkan ke air sehingga tidak akan menimbulkan polusi udara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: