Pada 2024 Peningkatan Kasus Bunuh Diri di Bantul Cukup Pesat, Meningkat Hampir Tiga Kali Lipat
Kasus bunuh diri di Bantul pada 2024 meningkat hampir tiga kali lipat--iStockphoto
Meski demikian, kata Marlina hal ini tidak akan berdampak kepada upaya dari Dinkes Bantul menekan angka bunuh diri.
Sebab, saat ini Dinkes juga telah menggandeng bidan dan dokter untuk mengenali kasus kejiwaan yang dialami oleh warga, utamanya ibu hamil. “Kader juga telah kami latih untuk ikut membantu,” paparnya.
Soal fenomena Baby Blues, ungkap Marlina untuk ibu yang baru saja melahirkan, memang tidak terlalu banyak dilaporkan. Tapi, kami telah berusaha mencegah dan mengatasinya, salah satunya adalah meminta mereka yang baru saja menjalani persalinan untuk menjalani pemeriksaan.
BACA JUGA : Dari 248 ke 148 Kasus, Tingkat Kekerasan di Yogyakarta Alami Penurunan yang Siginifikan
BACA JUGA : Kasus Penganiayaan Santri Krapyak, Aksi Damai Tuntut Kasus Tuntas
“Termasuk meminta keluarga untuk terus mendampingi mereka,” jelasnya. Sementara Polres Bantul, tercatat sudah ada 25 orang nekat bunuh diri selama tahun 2024.
Terbaru, peristiwa bunuh diri terjadi di Ngestiharjo, Kasihan, Bantul pada Kamis (5/12/2024) pagi. Seorang laki-laki, RH (46) warga setempat bunuh diri Kapolres Bantul, AKBP Michael R Risakotta mengimbau kepada seluruh masyarakat Kabupaten Bantul agar saling mengingatkan satu sama lain bila sedang mengalami masalah agar tidak memilih jalan bunuh diri.
“Kami sebagai aparat kepolisian tidak henti-hentinya memberikan imbauan kepada masyarakat untuk saling mengingatkan. Mungkin banyak sanak saudara atau keluarga yang sedang frustasi, kadang-kadang masalah ekonomi. Maka dari itu marilah kita sama-sama untuk saling mengingatkan dan membantu mereka yang sedang mengalami depresi,” katanya.
Michael mengatakan kasus bunuh diri di Bantul kebanyakan lantaran depresi berlebihan akibat masalah ekonomi maupun masalah kesehatan. Dan masih kebanyakan masyarakat menganggap remeh tentang masalah depresi.
BACA JUGA : Marak Kasus Kejahatan, Polresta Yogyakarta Ajak Orang Tua dan Masyarakat Awasi Remaja
BACA JUGA : Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Bantul Tinggi, Ini Penyebabnya
“Jika mengalami depresi, jangan ragu untuk menghubungi psikolog agar perasaan depresi yang dialami membaik. Berkonsultasi dengan psikolog dapat mencegah kemungkinan-kemungkinan yang dapat membahayakan,” ungkapnya.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan video atau konten yang berisi tentang kasus bunuh diri.
“Bunuh diri bukan hal yang seharusnya disebarluaskan. Tidak ada alasan untuk menyebarluaskan penderitaan orang lain,” kata dia.
Sekali tersebar, konten tersebut akan sulit untuk dihapus. Dan hal ini hanya akan memicu dampak negatif pada masyarakat, khususnya bagi keluarga dan teman-teman korban.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harianjogja.com