Tingginya Kasus Bunuh Diri, Gunungkidul Kini Jadi Sorotan Dunia Internasional

Tingginya Kasus Bunuh Diri, Gunungkidul Kini Jadi Sorotan Dunia Internasional

Gunungkidul kembali menjadi sorotan dunia internasional karena tingginya angka kasus bunuh diri--iStockphoto

JOGJA, diswayjogja.id - Gunungkidul kembali menjadi sorotan dunia internasional karena tingginya angka kasus bunuh diri.

Tercatat dalam satu dekade terakhir yakni ada sebanyak 32 kasus bunuh diri yang telah terjadi. 

Indonesia Private Industri (IPI), organisasi berbasis di Singapura yang fokus pada kesehatan mental di Asia, kini berkolaborasi dengan para psikolog Indonesia tengah membangun perspektif global untuk menangani kasus bunuh diri di Gunungkidul.

Pendekatan berbasis budaya lokal diharapkan mampu menciptakan solusi yang lebih efektif dan berkelanjutan dalam mengatasi permasalahan kesehatan mental.

BACA JUGA : Pada 2024 Peningkatan Kasus Bunuh Diri di Bantul Cukup Pesat, Meningkat Hampir Tiga Kali Lipat

BACA JUGA : Kasus Bunuh Diri Meningkat di Kulon Progo, Dinkes Jogja Akan Tingkatkan Skrining Kesehatan Jiwa

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Ismono, menyoroti bahwa masyarakat Gunungkidul sebenarnya memiliki akses yang baik terhadap layanan kesehatan mental. Namun, stigma negatif terkait kesehatan mental masih menjadi tantangan besar.

“Tidak ada yang sendirian dalam menghadapi permasalahan. Menghapus stigma negatif adalah langkah awal dalam mengatasi persoalan ini,” ujarnya.

Menurut Ismono, ada faktor sosial yang turut berkontribusi terhadap tingginya angka bunuh diri di Gunungkidul.

Di mana rata-rata pendidikan di sini adalah 7+1 tahun, dan masyarakat memiliki perkembangan sosial yang baik.

BACA JUGA : Tak Kunjung Bertemu Sang Ayah, Mahasiswi Asal Sleman Coba Bunuh Diri dengan Panjat Tower Sutet

BACA JUGA : Program PKG Terlayani 30 Persen, Sri Paduka Harap Masyarakat Akses Kesehatan Maksimal

Dia menyebut, ada beban sosial dalam bentuk kewajiban menghadiri hajatan, menyumbang atau tilik (menjenguk) orang sakit. Jika tidak dilakukan, seseorang bisa merasa terasingkan dari komunitasnya.

“Ini yang patut menjadi perhatian kita semua,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jogja.suara.com