Mulai Dibangun, Nilai Kontrak Pembangunan Jembatan Pandansimo Sebesar Rp814,8 Miliar

Mulai Dibangun, Nilai Kontrak Pembangunan Jembatan Pandansimo Sebesar Rp814,8 Miliar

Nilai kontrak pembangunan Jembatan Pandansimo sebesar Rp814,8 miliar dan dilaksanakan oleh PT Adikarya Persero, PT Sumber Wijaya Sakti.-DOK.-

BANTUL, DISWAYJOGJA - Nilai kontrak pembangunan Jembatan Pandansimo sebesar Rp814,8 miliar dan dilaksanakan oleh PT Adikarya Persero, PT Sumber Wijaya Sakti. Pembangunan tersebut dilaksanakan selama 408 hari kalender dengan Rencana Final Hand Over (PHO) di 31 Desember 2024. Hal itu dikatakan Kepala BBPJN Jateng-DIY Rien Marlia usai mengikuti groundbreaking, Senin (11/12/2023).

BACA JUGA:Pemda DIY, Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, dan Kadipaten Pakualaman MoU dengan Kementerian ATR/BPN RI

Rien Marlina menjelaskan, Jembatan Pandansimo akan memiliki panjang 1.900 meter, yang terdiri dari jalan pendekat sepanjang 625 meter, slab on pile sepanjang 690 dan jembatan utama dengan bentang 675 meter.

BACA JUGA:Terobosan Baru Super Keren! Inilah 5 Kelebihan Livin Paylater yang Layak Kamu Coba

”Proses penyiapan pembangunan jembatan Pandansimo sudah berlangsung sejak lama. Pada 2013 hingga 2015 dilakukan pembebasan lahan oleh Pemda DIY, serta penyiapan dokumen Amdal. Sementara, review DED dilakukan pada 2022,” ungkapnya.

BACA JUGA:10 Daftar HP Terlaris 2023 Harga 2 Jutaan, Lengkap dengan Spesifikasinya, Ini Dia Daftarnya!

Rien Marlina mengungkapkan, pembangunan jembatan Pandansimo masuk pada paket kegiatan Inpres Jalan Daerah Tahap 1 yang merupakan bagian dari rangkaian jalur Trans Selatan Jawa. Pembangunan tersebut diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan pemerataan ekonomi di bagian Selatan Jawa.

BACA JUGA:Jangan Asal Pinjam! Inilah 4 Aplikasi Pinjol yang Menagih ke Rumah

Lokasi jembatan Pandansimo yang berada pada karakteristik tanah yang berpasir dan muka air tanah dangkal. Lokasi ini dekat dengan sumber gempa sesar opak dengan radius kurang dari 10 km, menyebabkan jembatan Pandansimo memiliki kerentanan terhadap potensi likuifaksi.

“Jembatan Pandansimo akan menggunakan teknologi LRB atau Lead Rubber Bearing pada struktur bawah jembatan yang fungsinya untuk meredam gempa. LRB ini mampu mengembalikan struktur yang ditopangnya pada posisi semula setelah gempa berakhir. Jembatan Pandansimo juga nantinya akan dipercantik dengan pemasangan ornamen yang mengusung kearifan budaya lokal,” kata Rien.

BACA JUGA:Debat Capres Pertama, Ganjar Tegaskan Jaga Demokrasi dan Sikat Korupsi

Menurut dia, Jembatan Pandansimo tidak hanya menjadi penghubung antar wilayah tetapi juga menjadi icon baru kebanggaan masyarakat pesisir selatan DIY. Selain itu bisa menjadi wadah berkumpulnya masyarakat lintas sosial sehingga terjadi interaksi sosial yang intens.

Lebih jauh lagi, dengan tersedianya ruang terbuka hijau dan pedestrian dapat membentuk budaya sehat bagi masyarakat dengan memberikan ruang kegiatan olahraga maupun kegiatan sosial lainnya.

BACA JUGA:UPS Kota Tegal Sabet Terbaik III Abdidaya PPK Ormawa 2023

Rien mengajak seluruh stakeholder untuk berkolaborasi. Dengan demikian, pembangunan jembatan Pandansimo dapat dilaksanakan secara profesional, tepat waktu, tepat mutu dan tepat biaya.

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi atau SMKK harus diterapkan dengan baik dan benar. Selain itu, dokumen pekerjaan yang paling berisiko harus diidentifikasi dan dimitigasi dengan benar sehingga diharapkan pada proses pembangunan jembatan Pandansimo tidak ada kecelakaan konstruksi.

BACA JUGA:DIY Raih Penghargaan SAKIP AA Ke-6, Sri Sultan Tekankan Terus Berinovasi Dukung Kinerja Pemerintahan

“Dokumen SMKK terkait rencana mutu pelaksanaan konstruksi rencana kerja pemantauan dan pengelolaan lingkungan hidup dan rencana manajemen lalu lintas pekerjaan harus dibuat dengan benar. Dengan demikian, selama kegiatan pembangunan jembatan Pandansimo dapat meminimalisir dampak negatif terhadap kondisi lingkungan dan sosial masyarakat,” tutup Rien. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: