Angka Kemiskinan Masih 11,04, Pemda DIY Sasar Lansia Beri Tambalan Pendapatan
Sekretaris Daerah DIY Beny Suharsono saat menandatangani pakta integritas..-DOK.-
DISWAYJOGJA – Angka kemiskinan terakhir di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masing 11,04, menurun 0,45 dibandingkan September 2023. Kemiskinan di DIY tersebut masih di atas rata-rata nasional, yakni 9,36. Hal itu dungkapkan Sekretaris Daerah DIY Beny Suharsono.
BACA JUGA:Mudahkan Pelajari Pengobatan Tradisional, Dinkes DIY Melakukan Digitalisasi Jamu
”Sehingga kita mendorong pada 2024 ada formasi kebijakan Pemda DIY melalui kebijakan Gubernur akan menyasar 800 lansia miskin yang akan diberi tambalan pendapatan melalui belanja sembako. Harapannya akan menurunkan 1 digit (angka kemiskinan),” ungkap Sekda Beny.
BACA JUGA:Peringatan HKN, Pemda DIY Masifkan Pengobatan Tradisional
Beny menjelaskan, selain kemiskinan, ketimpangan masih menjadi salah satu permasalahan pokok pembangunan di DIY. Peningkatan aksesibilitas di berbagai sektor terutama di wilayah selatan perlu terus dilakukan.
”Pusat-pusat ekonomi baru berbasis potensi di wilayah selatan perlu dikembangkan secara terpadu dan lintas sector,” ungkapya.
BACA JUGA:Kontes Perkutut di DIY Segera Digelar, Lestarikan Budaya Nenek Moyang dan Majukan UMKM
Melihat kondisi itu, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubowono X mengimbau agar para Asisten, Staf Ahli, dan Kepala Perangkat Daerah di lingkungan Pemda DIY berpikir secara kreatif dan mengikuti perkembangan zaman yang mengarah pada insutrialisasi. Membuat kebijakan yang membantu meningkatkan perekonomian masyarakat.
BACA JUGA:Satu Bulan, Polda DIY Ungkap 8 Kasus Peredaran Narkotika, Obat, dan Miras
Sri Sultan mencontohkan agar Tanah Kas Desa (TKD), Dana Keistimewaan dan Lumbung Mataraman dimanfaatkan untuk menambah penghasilan masyarakat. Misalnya dengan menanam tanaman yang bernilai secara ekonomi. Tidak hanya menanam sayuran untuk dikonsumsi sendiri.
“Nanti di APBD itu ya dasarnya kreativiitas, Lumbung Mataram tanamannya ya punya potensi yang bisa mendapatkan tambahan penghasilan bagi masyarakat. Nanti yang disewa dengan danais TKD ya memberikan nilai tambah, tidak hanya berubah dari menganggur terus menanam,” terang Sri Sultan.
Selain kemiskinan dan ketimpangan, Sri Sultan juga memberikan arahan mengenai permasalahan sampah di DIY. Sudah berjalannya Reformasi Kalurahan, komitmen memanfaatkan teknologi komunikasi, penetapan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO yang perlu ditindaklanjuti serta rencana jangka panjang Pembangunan DIY hingga dua puluh tahun kedepan.
Dia memnita semua harus benar-benar menggali potensi-potensi dan isu-isu strategis yang dapat menggambarkan dinamika lingkungan internal maupun eksternal. Baik skala regional, nasional, maupun internasional yang berpotensi memberi dampak pada pembangunan daerah.
”Di sinilah saya menekankan pentingnya data yang akuntabel sebagai bagian dari perwujudan perencanaan pembangunan yang baik,” ujar Sri Sultan. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: