Sleman Bentuk Sistem Kesehatan Mental Remaja Terpadu, Ada Psikolog di Puskesmas hingga Posbindu Atlet
Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Cahya Purnama saat memberikan keterangan mengenai layanan kesehatan mental remaja dan sistem pendampingan terpadu, di Kantor Dinkes Sleman, Jumat (21/11/2025).--Foto: Kristiani Tandi Rani/diswayjogja.id
BACA JUGA : Sangat Instagramable, Ruang Hijau Tengah Kota Kuningan Cocok Untuk Ketentraman Jiwa, Simak Ulasan Lengkapnya
BACA JUGA : Sleman Tepis Wabah DBD Dengan Strategi Nyamuk Wolbachia, Kasus Ringan dan Tanpa Korban Jiwa
Hal ini dimaksudkan agar pendampingan lebih tepat sasaran dan tidak menimbulkan rasa terisolasi.
“Di sekolah pun kami mendatangkan psikolog untuk melakukan assessment secara kelompok. Misalnya, anak introvert dikumpulkan sendiri, anak extrovert dikumpulkan sendiri, lalu diberikan intervensi,” ujarnya.
Pemerintah daerah menyebut bahwa kasus pemasungan atau pembatasan fisik terhadap pasien gangguan jiwa kini hampir tidak ditemukan lagi, seiring meningkatnya literasi kesehatan mental di masyarakat.
Ia menjelaskan bahwa perubahan ini terjadi berkat edukasi berkelanjutan di tingkat keluarga, masyarakat, dan perangkat kelurahan.
“Untuk pemasungan individu terkait masalah psikologis atau penyakit jiwa, sudah menurun drastis, hampir nol,” jelasnya.
Jika ditemukan kasus baru, pemerintah menyiapkan alur penanganan mulai dari perawatan awal hingga intervensi psikologis profesional.
BACA JUGA : Menanam 101 Bunga, FBD Dorong Kesadaran Kesehatan Mental Mahasiswa
BACA JUGA : Gerakan Mental Sehat FBD, Titik Nol Yogyakarta Jadi Panggung Aksi Peduli Kesehatan Jiwa
“Kalau ditemukan kasus, dibawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Grasia untuk perawatan awal, kemudian ditangani oleh psikolog. Keluarga dan lingkungan diberi tahu,” imbuhnya.
Program pendampingan berbasis komunitas juga mulai menunjukkan dampak positif.
Salah satunya yakni program Luhur Jiwa di kawasan Godean, yang mengintegrasikan pasien dalam aktivitas sosial dan ekonomi.
Mereka tidak hanya mendapatkan pengobatan teratur, tetapi juga kesempatan berinteraksi dan mandiri.
“Contohnya, di Godean ada program Luhur Jiwa, sehingga yang bermasalah jarang kambuh. Mereka beraktivitas bersama teman, bahkan bisa membuat produk seperti telur asin untuk penghasilan,” sebutnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: