Jumat 31-10-2025,16:15 WIB
Reporter:
Anam AK|
Editor:
Syamsul Falaq
YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta optimistis sektor pariwisata tetap tumbuh positif hingga akhir tahun 2025.
Melalui beragam kegiatan promosi dan kolaborasi industri wisata, Pemkot menargetkan pergerakan wisatawan mencapai 11 juta kunjungan, setara dengan capaian pada tahun sebelumnya.
Kepala Bidang Industri Pariwisata Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Cesaria Eka Yulianti Sri Hastuti, menilai geliat wisata di Kota Gudeg masih sangat tinggi, terutama dengan maraknya event olahraga, pameran wisata, serta peningkatan aktivitas kuliner dan perhotelan.
“Kami masih optimis Yogya tetap menjadi kota favorit untuk dikunjungi. Setidaknya kami menargetkan capaian tahun ini sama dengan tahun lalu, yaitu hampir 11 juta pergerakan wisatawan,” ujar Cesaria, Jumat (31/10/2025).
Salah satu penggerak utama sektor wisata Yogyakarta tahun ini adalah sport tourism. Hampir setiap pekan, kota ini menjadi tuan rumah berbagai event lari, termasuk yang terbesar dalam waktu dekat, Kota Nyaman Run (KNR), yang bakal digelar pada 2 November 2025.
Menurut Cesaria, tren olahraga lari kini menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat, khususnya generasi muda. Tren ini menggantikan fenomena gowes (bersepeda) yang sempat mendominasi saat pandemi.
“Kalau dulu tren-nya sepeda, sekarang bergeser ke lari. Ini bagus karena membawa wisatawan dan komunitas baru ke Jogja. Hampir setiap minggu ada event lari, bahkan kadang saling bertabrakan rutenya,” jelasnya.
Sebagai bentuk dukungan, Pemkot Yogyakarta menggandeng RS Bethesda untuk menyediakan layanan fisioterapi pasca-lari bagi peserta event.
Sebanyak 10 terapis akan disiagakan di lokasi kegiatan sebagai bagian dari pelayanan wisata berbasis kesehatan.
Selain sektor olahraga, Dinas Pariwisata juga menyiapkan Tourism Exhibition dan Travel Fair pada 8–9 November 2025 di Auditorium Selapan, Plaza Malioboro. Acara ini menggandeng berbagai pelaku industri seperti maskapai penerbangan, PT KAI, hotel, dan biro perjalanan wisata.
"Kami ingin travel fair ini menjadi wadah kolaborasi antara pemerintah dan industri. Pengunjung bisa mendapatkan banyak promo menarik, termasuk diskon pembelian tiket on the spot dari maskapai dan kereta api,” tuturnya.
Pemilihan waktu November dianggap strategis, karena berdekatan dengan musim libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Selain itu, masyarakat juga mulai merencanakan liburan awal tahun 2026 yang bertepatan dengan beberapa long holiday, termasuk Libur Lebaran pada Maret 2026.
“Ini waktu yang tepat untuk menarik minat wisatawan agar datang ke Jogja, membeli paket wisata, dan mempersiapkan perjalanan mereka lebih awal,” imbuhnya.
Tak hanya event besar, Pemkot Yogyakarta juga menginisiasi program kerja sama dengan hotel dan restoran guna meningkatkan konsumsi wisatawan.
Program sport tourism yang digelar sejak akhir September 2025 itu diikuti lebih dari 700 peserta, termasuk wisatawan dari Bandung, Magelang, dan Solo.
“Tujuannya untuk menggerakkan ekonomi sektor pariwisata. Banyak restoran dan hotel yang sempat terdampak pandemi. Melalui program ini, kita bantu agar okupansi dan pendapatan mereka meningkat,” terang Cesaria.
Beberapa peserta tercatat menghabiskan hingga Rp9 juta dalam satu transaksi, menunjukkan tingginya antusiasme wisata kuliner kelompok dan rombongan besar di kota ini.
Dengan kombinasi promosi digital, event olahraga, serta travel fair, Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta yakin geliat wisata di kota ini terus menguat.
Sebagai bagian dari strategi promosi berkelanjutan, Pemkot juga akan meluncurkan Calendar of Events (COE) 2026 secara daring melalui media sosial resmi mereka, menggantikan format peluncuran seremonial.
“Kami fokus memperluas jangkauan promosi digital agar semua informasi event dan destinasi wisata bisa diakses masyarakat dengan mudah,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News