Biaya Capai Rp 2 M untuk Penanganan Sementara, Bantul Bangun Aliran Sungai Baru di Srikeminut
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih memberikan keterangan pers di Kantor Bupati Bantul, Jumat (5/12/2025).--Foto: Kristiani Tandi Rani/diswayjogja.id
BANTUL, diswayjogja.id - Pemerintah Kabupaten Bantul terus mempercepat penanganan darurat di kawasan rawan longsor Srikeminut, Sriharjo, setelah cuaca ekstrem memicu kerusakan infrastruktur yang semakin meluas.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan bahwa sejumlah pekerjaan darurat tengah dikebut, termasuk pembangunan talut dan pengalihan aliran sungai untuk mencegah kerusakan susulan.
“Di pinggir sungai nanti juga akan dibangun talut dari bronjong. Total biayanya mungkin lebih dari dua miliar, itu pun masih pengerjaan sementara," katanya, Jumat (5/12/2025).
Masa tanggap darurat yang sebelumnya diperpanjang selama 14 hari disebutnya hanya cukup untuk menyelesaikan sebagian pekerjaan prioritas.
“Dengan waktu 14 hari, kira-kira cukup untuk masa tanggap tambahan dua minggu ini untuk menyelesaikan pekerjaan yang tadi disebutkan. Tapi sepertinya masih belum cukup, karena masih ada pengerjaan pengalihan aliran air,” ucapnya.
Menurutnya, pengalihan aliran sungai menjadi poin krusial agar air tidak kembali menggerus tebing dan daratan di sekitar permukiman warga.
BACA JUGA : Terbaru dan Asyik! Wisata Terindah Bantul 2025, Edukatif dan Seru Cocok Untuk Liburan Keluarga
BACA JUGA : Bantul Catat 1,6 Juta Wisatawan hingga November, Capai Hampir 50% Target PAD
“Sungainya dibuat aliran baru supaya air tidak menggerus daratan atau bisa dipecah,” tuturnya.
Ia menambahkan, intensitas cuaca ekstrem beberapa waktu terakhir juga menambah urgensi penanganan bencana.
Laporan dari tim teknis menunjukkan adanya peningkatan potensi bencana geohidrometeorologi yang dipicu perubahan iklim.
“Ya, pilihan kaki kemarin ke sini untuk menyampaikan laporan tentang perkiraan cuaca untuk beberapa waktu ke depan, yang dikaitkan dengan potensi bencana geohidrometeorologi, yaitu bencana yang disebabkan oleh perubahan iklim dan cuaca,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa informasi dari BMKG menjadi dasar penting dalam pengambilan keputusan di tingkat daerah, terutama setelah longsor terjadi di beberapa titik akibat hujan intens.
“Longsor itu kan karena hujan. Nah, lalu BMKG menyampaikan bahwa siklus ini nanti puncaknya terjadi pada bulan Februari,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: