Balai Bahasa DIY Percepat Digitalisasi Tradisi Lisan agar Aset Budaya Tak Hilang
Pengurus Balai Bahasa DIY, Ratun Untoro (Paling kanan) memaparkan program digitalisasi tradisi lisan untuk menjaga aset budaya daerah--Foto: Kristiani Tandi Rani/diswayjogja.id
BACA JUGA : Komunitas Sastra Yogyakarta Hadirkan Rekomendasi Kuat untuk Perkuat Ekosistem Literasi
BACA JUGA : Festival Sastra Yogyakarta Diapresiasi Sekda Kota: Kehangatan Menyatukan dan Menginspirasi
Dulu, perekaman dilakukan dalam bentuk kaset atau pita suara, kemudian melalui proses kompresi agar lebih mudah disimpan dan dibagikan kembali.
“Misalnya, wayang biasanya dulu direkam dalam bentuk kaset, lalu dikompresi. Hasilnya bisa dijual atau didistribusikan kembali,” ucapnya.
Namun, tidak semua dokumentasi tradisi dilakukan oleh pihak profesional.
Banyak pula warga atau komunitas yang mendokumentasikan kegiatan budaya dengan peralatan seadanya.
"Ada juga yang direkam manual menggunakan HP atau kamera sederhana. Video-video itu menjadi aset yang harus diselamatkan,” imbuhnya.
Menyadari besarnya tantangan, Balai Bahasa DIY kini mulai melakukan pendataan lebih sistematis.
Mereka menggandeng Asosiasi Tradisi Lisan Indonesia (ATL), sebuah jaringan yang memiliki cabang di hampir seluruh wilayah Nusantara.
Kerja sama ini memastikan bahwa proses digitalisasi tidak hanya terpusat di kota besar, tetapi juga menjangkau daerah-daerah yang jauh dari pusat perhatian publik.
Program ini dirancang dengan pola yang sama di semua daerah.
“Setiap daerah punya program yang sama: mendata, memilih siapa yang perlu didigitalkan apakah pemerintah, komunitas, atau pihak lain, lalu menyimpannya, tidak hanya di pusat besar, tetapi juga di tingkat kecil,” jelasnya.
Menurutnya, keberhasilan digitalisasi tradisi lisan akan berdampak luas.
Generasi muda bisa mengakses karya budaya kapan saja, baik untuk belajar, meneliti, maupun sekadar mengenal warisan leluhur.
Dengan begitu, tradisi tidak hanya bertahan sebagai cerita dari mulut ke mulut, tetapi juga menjadi sumber pengetahuan yang terjaga kualitasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: