Jogja Kota Pusaka yang Bikin Betah: Kenangan Manis Wali Kota Banjarmasin di Rakernas JKPI 2025

Jogja Kota Pusaka yang Bikin Betah: Kenangan Manis Wali Kota Banjarmasin di Rakernas JKPI 2025

Wali Kota Banjarmasin H. Muhammad Yamin HR saat membuka Rakernas JKPI 2025 di Yogyakarta, mengapresiasi kota pusaka ini sebagai ruang penuh kenangan - Kristiani Tandi Rani --

YOGYAKARTA, diswayjogja.id — Kota Yogyakarta kembali menjadi magnet budaya nasional dalam pelaksanaan Rakernas XI Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) 2025.

Salah satu momen menarik datang dari sambutan hangat Wali Kota Banjarmasin sekaligus Ketua Presidium JKPI, H. Muhammad Yamin HR, yang menyebut Jogja sebagai kota penuh kenangan dan kearifan lokal yang membentuk kepemimpinannya hari ini.

Dalam pembukaan Rakernas JKPI di Hotel Tentrem, Rabu (6/8/2025), Yamin menyampaikan rasa harunya kembali ke Jogja, kota yang menjadi saksi banyak fase hidupnya.

“Jogja adalah tempat di mana saya pernah menimba ilmu selama enam tahun. Saya alumni Jogjakarta, dan di kota ini juga saya mendapatkan pasangan hidup,” kisahnya disambut tawa peserta Rakernas.

BACA JUGA : Upaya Kembangkan Warisan Budaya Indonesia, JKPI dan Kementerian Kebudayaan Terus Tegaskan Komitmen

BACA JUGA : Inspirasi 4 Wisata Terbaru 2024 di Banjarmasin Untuk Membuat Liburan Kamu Makin Berkesan

Yamin menegaskan bahwa Yogyakarta bukan sekadar tempat belajar, tapi juga ruang bertumbuh secara budaya dan sosial.

"Sambil menuntut ilmu, sambil mencari jodoh juga, Pak Gubernur, izin,” canda Yamin yang sempat mengundang gelak tawa peserta.

Menurutnya, Yogyakarta memiliki kekuatan budaya dan keberagaman yang selalu dirindukan.

“Jogjakarta ini penuh dengan keberagaman, karena hampir semua lulusan sekolah pengennya kuliah di Jogja,” ucapnya.

Ia melihat bahwa Jogja sebagai kota pelajar memberikan dampak besar terhadap cara pandangnya sebagai pemimpin.

Ia menganggap nilai-nilai lokal di Jogja adalah pelajaran penting yang membentuk dirinya.

“Saya bisa mengemban amanah sebagai Wali Kota Banjarmasin juga karena banyak pelajaran yang saya dapat dari Jogja—dengan kearifan lokal dan budaya yang perlu dijaga,” lanjutnya.

Baginya, Jogja bukan sekadar lokasi Rakernas. Ia menyebut kota ini sebagai tuan rumah yang membuat orang merasa diterima dan betah.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: