Terkait Wacana Perguruan Tinggi Kelola Tambang, Begini Tanggapan Menteri Satryo dan Kampus Jogja
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Dikti Saintek), Satryo Soemantri Brodjonegoro-harianjogja.com-
BACA JUGA : Prof Sumaryanto Resmi Dilantik sebagai Rektor UNY Periode 2025-2030, Komitmen Peningkatan Kualitas SDM
BACA JUGA : Perluas Akses Kuliah, UNY Miliki Program Pendidikan Jarak Jauh untuk Jenjang S2 dan S3
“Itu [kritis] juga penting ya, jadi kami berharap jika perguruan tinggi itu terlibat di dalamnya itu justru ikut mengamankan bagaimana good mining practice gitu. Tambang yang menjamin keberlangsungan, sesuai dengan goals development harus terjaga bagi green economy, green mining itu harus terjaga,” tegasnya.
Sementara Rektor Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), G. Sri Nurhartanto mengaku wacana tentang perguruan tinggi dapat mengelola tambang cukup membingungkan.
Nur khawatir bila perguruan tinggi sampai terlibat di dalam pengelolaan sumber daya alam, memanfaatkan, mengambil atau apa apapun namanya, apakah itu pemanfaatannya akan sampai ke rakyat atau malah tidak.
“Selama ini perguruan tinggi menjadi penyeimbang, kontrolnya pemerintah dengan analisis-analisisnya nanti malah bisa bias kalau sudah merasa - - waduh ternyata mengelola tambang memang enak ya - - begitu,” kata Nur pada Rabu (22/1/2025).
BACA JUGA : Dukung Perkembangan Mahasiswa Berbagai Bidang, UNY Tambah 10 Fasilitas Baru
BACA JUGA : Sosok Landung Penjual Es Dawet, Mahasiswa Pendidikan Hukum UNY Ber-IPK 3,84
Menurut Nur perguruan tinggi bisa dilibatkan tapi bukan untuk menambang, akan tetapi bagaimana kampus menemukan solusi-solusi bagaimana penambangan yang dilakukan ini tidak merusak lingkungan.
“Kalau misalnya terjadi perusakan alam pun harus segera direklamasi kembali, diperbaiki kembali, itu tugasnya perguruan tinggi, menemukan solusi-solusi yang jitu untuk mengatasi dampaknya, bukan perguruan tingginya terus malah mengelola pertambangan,” tegasnya.
Saat ditanya apakah akan menerima pengelolaan tambang bila ditawari nanti, Nur mengatakan bila tidak akan menerima tawaran tersebut. Namun dirinya mengaku mau dilibatkan bila dalam ranah pemikiran.
“Tidak [menerima], kami akan justru mengajukan pemikiran-pemikiran, kami dilibatkan dalam hal bukan itunya [pengelolaan] tapi dalam hal memperbaiki alam lagi,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harianjogja.com