Wacana Kampus Kelola Tambang, Rektor UII Yogyakarta: Fokus Kampus Harus Tetap di Pendidikan

Wacana Kampus Kelola Tambang, Rektor UII Yogyakarta: Fokus Kampus Harus Tetap di Pendidikan

Rektor UII Yogyakarta tegas tolak wacana kampus kelola pertambangan-Foto by Kumparan-

JOGJA, diswayjogja.id - Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Fathul Wahid, dengan tegas menolak wacana pemberian izin pengelolaan tambang kepada kampus. 

Ia menilai gagasan tersebut bertentangan dengan nilai utama lembaga pendidikan dan berpotensi merusak integritas akademik serta kepercayaan publik terhadap kampus.

“Industri ekstraktif telah terbukti mengakibatkan kerusakan lingkungan. Aktivitas pertambangan juga sering menyebabkan konflik, penggusuran, dan dampak negatif pada masyarakat lokal. Jika kampus terlibat dalam sektor ini, integritas akademiknya akan menjadi taruhan,” kata.

Ia juga memperingatkan bahwa izin semacam itu dapat membuat kampus kehilangan suaranya dalam menghadapi ketidakadilan.

“Jika izin ini dianggap sebagai hadiah dari pemerintah, sangat mungkin kampus sebagai rumah intelektual akan semakin parau suaranya ketika terjadi ketidakadilan atau penyalahgunaan kekuasaan,” tambahnya.

BACA JUGA : Solusi Cuaca Tak Menentu, Petani di Bangunkerto Sleman Diberi Pelatihan Sistem Irigasi Tetes

BACA JUGA : Pelantikan Rektor Baru Periode 2025-2030, Mendiktisaintek: UNY Harus Jadi Pelopor Pendidikan Transformatif

Fokus Kampus Harus Tetap di Pendidikan dan Penelitian

Fathul menegaskan bahwa fokus kampus harus tetap pada pendidikan dan penelitian, bukan pada kegiatan komersial yang mengejar keuntungan. 

Menurutnya, terlibat dalam industri tambang hanya akan menjauhkan kampus dari misinya yang utama.

“Orang Jawa menyebutnya sebagai ‘milik nggendong lali’. Keinginan untuk menggapai sesuatu yang lain dapat melupakan misi awalnya. Kampus harus fokus menghasilkan karya akademik yang bermanfaat, mencetak generasi pemikir kritis, dan agen perubahan, bukan justru terjebak dalam korporatisasi dan menjadi entitas bisnis semata,” ujarnya.

Ia juga mengkritik logika bisnis yang dominan dalam industri tambang, yang menurutnya tidak sejalan dengan prinsip nirlaba yang dijunjung tinggi oleh lembaga pendidikan.

“Logika kampus yang sejatinya dijalankan dengan prinsip nirlaba berpotensi dirusak dengan logika bisnis,” kata Fathul. “Melibatkan diri dalam industri kontroversial akan mencoreng reputasi kampus yang selama ini dibangun,” tambahnya.

BACA JUGA : Rencana Kerja Strategis 2025 di Setiap Bidang, KORPRI Kota Yogyakarta Sukses Gelar Rapat Kerja Tahunan

BACA JUGA : Cegah Perkembangan Kasus PMK, Pemkot Yogyakarta Kembali Lakukan Vaksinasi Ternak secara Intensif

Keterlibatan Kampus di Bisnis Tambang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: kumparan.com