Selain Kurang Tenaga Fisioterapis, Dinkes Bantul Juga Kekurangan Petugas Gizi dan Psikolog Klinis

Selain Kurang Tenaga Fisioterapis, Dinkes Bantul Juga Kekurangan Petugas Gizi dan Psikolog Klinis

Tidak hanya kurang tenaga fisioterapis, Dinkes Bantul juga kekurangan petugas gizi dan psikolog klinis--iStockphoto

JOGJA, diswayjogja.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul angkat bicara terkait dengan tidak adanya tenaga fisioterapi di Puskesmas Dlingo 2.

Dinkes mengakui jika di Puskesmas yang berlokasi di Kalurahan Terong, Dlingo tersebut tidak ada petugas fisioterapis yang bisa melakukan tindakan rehabilitasi untuk meminimalisasi keterbatasan fisik akibat cedera.

Padahal, di Dusun Rejosari, Kalurahan Terong, Dlingo, Bantul, tempat dua orang yang menderita hidrosefalus dan telah berlangsung lama serta butuh bantuan petugas fisioterapis.

“Untuk kasus itu, dulu kami pernah menurunkan tim fisioterapi dari Puskemas Dlingo 1. Tapi karena keterbatasan tenaga dan juga harus menyelesaikan dengan layanan dalam gedung, maka maka saat ini belum bisa melakukan layanan fisioterapi home care bagi pasien ini,” kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dinkes Bantul, Anugrah Wiendyasari, kepada Harian Jogja, Minggu (5/1/2025).

BACA JUGA : Penghapusan Presidential Threshold, Guru Besar Ilmu Pemerintahan UMY Sebut Angin Segar Demokarsi Indonesia

BACA JUGA : Bus Sekolah Semakin Banyak Peminat, Dishub Bantul Masih Tunggu Persetujuan Penambahan Armada

Kabid Sumber Daya Kesehatan (SDK) Dinkes Bantul, Sapta Adisuka Mulyatno, menyatakan jika sejatinya jumlah tenaga fisioterapis di Bantul cukup memadai. Sebab, saat ini ada sebanyak 28 tenaga fisioterapis.

“Dan, di setiap kapanewon sudah ada. Untuk kasus di Dlingo itu biasanya memang dilayani oleh petugas fisioterapis dari Puskesmas Dlingo 1. Karena mungkin jarak saja. Yang jelas kami akan petakan lagi terkait kebutuhan petugas fisioterapis untuk di Puskesmas Dlingo 2. Karena semua juga harus disesuaikan dengan kebutuhan,” jelasnya.

Selain itu, terkait kasus dua orang yang menderita hidrosefalus, di Kalurahan Terong, Sapta mengaku kasus tersebut adalah kasus lama dan sudah diusahakan oleh Dinkes untuk memberikan pelayanan.

Hanya saja diakui oleh Sapta, ada hal yang membuat pasien tersebut sampai saat ini belum banyak berkembang kemampuannya.

BACA JUGA : Makan Bergizi Gratis per Porsi Rp10.000, DPRD Bantul Dorong Agar Tidak Ada Penurunan Harga Penyediaan

BACA JUGA : Belum Ada Petunjuk Teknis, Dikpora Yogyakarta Masih Siapkan Implementasi untuk Program Makan Bergizi Gratis

“Karena ada kemampuan di mana pasien sudah tidak bisa normal,” ungkapnya.

Sebelumnya, pada Kamis (2/1/2025), Bupati Bantul Abdul Halim Muslih dan Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga RI, Wihaji telah berkunjung ke rumah Sumini, orang tua dari Ahmad Yuandi Nurrova dan Riza Gionino yang menderita hidrosefalus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: harianjogja.com