Selama Libur Natal dan Tahun Baru, Okupansi Hotel di Sleman Tidak Mencapai 100 Persen
Okupansi hotel di Sleman selama libur nataru tidak mencapai 100 persen--iStockphoto
Disinggung mengenai homestay di Desa Wisata, Andhu menyampaikan belum dapat mengetahui okupansinya. Pasalnya, homestay di Desa Wisata terintegrasi dengan paket wisata setempat.
Padahal, segmen pasar Desa Wisata adalah wisatawan yang menyukai ketertarikan khusus. Maka Dispar menyebutnya dengan wisata minat khusus.
BACA JUGA : Oase Hijau di Atap Phoenix Hotel Yogyakarta, Upaya Kota Pelajar dalam Mendukung Keberlanjutan Lingkungan
BACA JUGA : Pengelola Kamwis Tawarkan Paket Wisata Melalui Kerjasama Dengan Hotel
“Dari hasil diksusi dengan teman-teman Pokdarwis lebih ke arah bagaimana keunikan Desa Wisata dapat dikolaborasikan dengan hotel,” ucapnya.
Ketua BPD PHRI DIY, Deddy Pranowo mengatakan Eryono memberi imbauan kepada wisatawan yang berniat melancong ke Jogja dan mencari penginapan.
Kata dia, wisatawan dapat melihat daftar hotel yang menjadi anggota PHRI di situs web phriyogyakarta.com. Di dalamnya, wisatawan dapat melihat kategori hotel bintang lima hingga satu dan hotel nonbintang. Deddy menjelaskan pola pikir/mindset wisatawan dalam memilih penginapan menyesuaikan destinasi mereka tuju.
“Bila ingin ke daerah Gunungkidul kebanyakan memilih hotel atau penginapan di sana kemudian hari berikutnya pengen ke Kota Jogja atau Sleman stay-nya ya di situ. Hanya ada beberapa wisatawan yang tidak seperti itu. Mungkin bisa karena mereka hanya punya waktu singkat di DIY atau kurang informasi,” kata Deddy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harianjogja.com