Selama Libur Natal dan Tahun Baru, Okupansi Hotel di Sleman Tidak Mencapai 100 Persen

Selama Libur Natal dan Tahun Baru, Okupansi Hotel di Sleman Tidak Mencapai 100 Persen

Okupansi hotel di Sleman selama libur nataru tidak mencapai 100 persen--iStockphoto

JOGJA, diswayjogja.id - Badan Pengurus Cabang (BPC) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Sleman mencatat tingkat keterisian kamar hotel atau okupansi tidak mencapai 100% selama libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.

Capaian tertinggi hanya sekitar 94%, Sabtu (21/12/2024). Ketua BPC PHRI Sleman, Andhu Pakerti mengatakan dia dan pengurus PHRI Sleman lebih dulu menyebarkan kuesioner ke pengurus hotel di Sleman yang masuk anggota PHRI.

Kuesioner ini membuat kolom keterisian kamar tiap tanggal sejak Sabtu (21/12/2024) – Minggu (5/1/2025) dengan mendasarkan pada sistem booking engine masing-masing hotel.

Menurut dia, ada penurunan sekitar 4% dari okupansi hotel selama libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 terhadap periode yang sama di tahun selanjutnya.

BACA JUGA : Event Sambut Tahun Baru di Sleman, Dari Hotel Bintang 5 Hingga Kesenian Jathilan di Kaliurang

BACA JUGA : Pemkot Yogyakarta Lakukan Monitoring Proteksi Kebakaran di Hotel, Kerja Sama dengan Damkarnat

“Libur Natal 2023 banyak hotel di Sleman mencapai 100 persen. Kalau 2024 hotel yang mencapai 100 persen hanya yang masuk ring satu, dekat Malioboro,” kata Andhu, Kamis (3/1/2024).

Okupansi pada Kamis (26/12) saja hanya 90% dan Jumat (27/12) hanya 92%. Okupansi semakin sedikit hingga Minggu (5/1/2025). Adapun okupansi pada Rabu (1/1/2025) mencapai 41%.

Andhu belum dapat menyampaikan secara pasti penyebab penurunan rata-rata okupansi hotel di Bumi Sembada. Hanya, menurut dia pribadi, promosi wisata di Sleman masih kurang.

Produk promosi utama Dispar sejauh ini adalah calender of event. Kalender ini memuat kegiatan kepariwisataan secara periodik.

BACA JUGA : Reservasi Hotel di Kota Jogja untuk Libur Natal dan Tahun Baru Sudah Mencapai 85 Persen

BACA JUGA : Libur Nataru, Kenaikan Harga Kamar Hotel di DIY Tidak Boleh Lebih dari 75Persen

Namun, Andhu menanggap kalender ini berhenti pada media informasi semata. Informasinya justru kurang menyebar ke masyarakat.

“Informasinya yang bisa diterima masyarakat masih kecil presentasenya. Calender of event itu perlu ada di gateway pariwisata yang sekiranya jadi pintu masuk wisatawan. Kerja sama dengan negara tetangga perlu juga agar dapat tampil di sana kalender itu. Itu yang perlu dikerjakan lebih dahulu agar capaian potensi pariwisata dapat dianalisa,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: harianjogja.com