Indeks Literasi Keuangan Belum Seimbang, Penguatan Literasi Keuangan Sasar Mahasiswa UGM
Seminar bertajuk Belajar Strategi Menjalani Siklus Kehidupan Keuangan-jogjapolitan.harianjogja.com-
JOGJA, diswayjogja.id - Indeks literasi keuangan dibandingkan inklusi keuangan masyarakat Indonesia belum seimbang alias masih jomplang.
Oleh karena itu penguatan literasi keuangan terus digencarkan dengan harapannya indeksinya tidak berat sebelah dibandingkan inklusi keuangan.
Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2024 menunjukkan, indeks literasi keuangan penduduk Indonesia sebesar 65,43 persen.
Angka tersebut belum seimbang dengan indeksi inklusi keuangan yang sudah berada di angka 75,02 persen.
BACA JUGA : Pemkab Siapkan Rp 52,7 Miliar untuk Program Makan Bergizi Gratis, Defisit APBD Bantul Semakin Membengkak
“Kalau dari sisi gender tingkat literasi dan inklusinya masih jomplang juga. Tetapi ikut berbangga bagi yang perempuan, berdasarkan survei terakhir baik literasi maupun inklusinya cukup tinggi,” kata Pengawas Deputi Direktur Pengawasan Perilaku PUJK, Edukasi, Perlindungan Konsumen dan Layanan Manajemen Strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DIY, Rosi Kho Arliyani dalam Seminar bertajuk Belajar Strategi Menjalani Siklus Kehidupan Keuangan di UC-UGM, Kamis (21/11/2024).
Oleh karena itu ia mengapresiasi pelaksanaan seminar yang menjadi bagian dari upaya peningkatan literasi keuangan dengan menyasar mahasiswa tersebut.
OJK telah menggulirkan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan untuk mendorong lembaga jasa keuangan seluruh tanah air untuk peduli terhadap literasi keuangan.
“Karena dengan memahami literasi keuangan dapat mendukung ketika akan memutuskan pemilihan investasi keuangan. Terutama ketika memilih platform antara legal dan ilegal,” ujarnya.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh lebih dari 300 orang yang sebagian besar merupakan sivitas akademika UGM baik mahasiswa dan karyawan serta perwakilan berbagai komunitas di Jogja.
Chief Customer Management Officer Home Credit Cahyadi Poernomo menegaskan, seminar itu murni melakukan sosialisasi untuk meningkatkan lietrasi keuangan agar tidak jomplang dibandingkan dengan inklusi keuangan. Event tersebut bukan untuk mencari pelanggan baru di kalangan mahasiswa.
BACA JUGA : Diserahkan Langsung oleh Menteri Kebudayaan, Yogyakarta Mendapat 37 Sertifikat AWBI Tahun 2024
BACA JUGA : Bawaslu Kulon Progo Temukan Pelanggaran Pilkada 2024, Dari Mulai Perusakan APK hingga Kampanye Hitam
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harianjogja.com