Prabowo Janjikan Swasembada Energi dalam 5 Tahun, Begini Kata Pengamat UGM
Janji Prabowo terkait Swasembada Energi timbulkan banyak tanggapan--Foto by inilah.com
diswayjogja.com - Presiden Prabowo Subianto dalam pidato kenegaraannya di Gedung DPR/MPR pada Minggu 20 oktober 2024, mengatakan bahwa Indonesia akan mencapai swasembada energi dalam 4-5 tahun mendatang.
Dia menegaskan komitmennya untuk membantu mewujudkan kedaulatan energi melalui pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan memanfaatkan sumber daya yang melimpah.
Beberapa sumber energi tersebut antara lain kelapa sawit, singkong, tebu, sagu, jagung, serta energi panas bumi, batu bara, tenaga air, angin, dan matahari.
Ketua Komite Investasi Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (Aspermigas) Moshe Rizal menggarisbawahi, sebenarnya Indonesia memiliki potensi yang besar pada gas, menyusul adanya penemuan-penemuan baru yang mayoritas gas.
Namun, permintaan dari gas di Indonesia belum masif yang menyebabkan para investor menahan eksplorasi.
Hal ini berkaitan dengan sifat dari produksi gas yang didorong oleh permintaan atau demand driven.
BACA JUGA : KA Prameks Jogja, Intip Jadwal dan Rute Keberangkatannya untuk Minggu Ini
BACA JUGA : PT Primissia BUMN lakukan PHK, Dinasker Sleman Yogyakarta Turun Tangan
“Produksi gas hulu kita, memproduksi dalam tanah dahulu gas itu sebelum keluar tadi harus ada kontrak dahulu, harus sudah ada yang beli. Jadi dia tidak akan mau produksi sebelum ada pembelinya. Beda sama minyak; minyak produksi berapa saja pasti ada pembelinya. Minyak itu bisa disimpan, kalau gas kan tidak bisa,” ujar Moshe kepada Bloomberg Technoz, Selasa (22/10/2024).
Menurut Moshe, permintaan gas yang rendah di Indonesia juga berkaitan dengan infrastruktur seperti pipa yang belum memadai.
Hal ini pun menyebabkan harganya lebih mahal dibandingkan dengan negara produsen gas seperti Qatar, Rusia atau Amerika Serikat.
Tanggapan Pengamat UGM
Tak hanya menurut ketua komite Aspermigas saja, Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada Dr. Fahmy Radhi, juga menyambut positif janji Presiden terkait swasembada energi.
Kendati demikian, ia menyoroti kendala utama bahwa Indonesia belum memiliki teknologi yang memadai untuk mengolah sumber daya energi tersebut menjadi EBT.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: idntimes.com