Pemasangan Mesin Pengolah Sampah di DIY Selesai Pertengahan 2024

Pemasangan Mesin Pengolah Sampah di DIY Selesai Pertengahan 2024

Pemkab Bantul kerja sama dengan Pemkot Yogyakarta dalam pengaloaan sampah-DOK.-

DISWAYJOGJA - Mesin Pengolah Sampah di DIY akan segera selesai di pasang pada pertengahan 2024. Keberadaan mesin tersebut diharapkan mampu mengolah sampah setidaknya 100 ton per hari, meski bertahap.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyebut, keberadaan mesin pengolah sampah menjadi salah satu wujud kerjasama antar wilayah antara Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta.

Dia mengaki, saat ini Kabupaten/kota memang belum selesai melakukan pemasangan peralatan mesin pengolah sampah. Dengan demikian, masih ada sampah yang tertinggal. Sementara mesinnya diperkirakan selesai dipasang pada pertengahan tahun anggaran 2024.

BACA JUGA:Diinisiasi InSWA, Pemkab Tegal Gulirkan Pelatihan Dasar Pengelolaan Sampah Pemangku Kepentingan

Namun demikian, setelah mesin terpasang, Sri Sultan berharap kabupaten yang lain menyusul, sebagai bentuk optimalisasi penanganan sampah.

Diketahui, Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta telah sepakat melakukan pengolahan sampah bersama di Intermediate Treatment Facility (ITF), di Bawuran, Pleret. Di ITF, sampah di Bantul dan Kota Yogyakarta akan dipilah dan diolah. Seab, residu akan dikarbonasi, sehingga seluruh proses pengolahan sampah tuntas di tempat.

“Saya kira Kota Yogyakarta sudah punya komitmen untuk menampung sebagian sampah ke Bantul, ke Piyungan,” ujar Sri Sultan saat di Kantor OJK DIY, Senin , 10 Juni 2024.

BACA JUGA:Sri Sultan Dukung Kerja Sama Pemkot Yogyakarta dan Pemkab Bantul soal Pengelolaan Sampah

Sri Sultan menjelaskan, ketika mesin pengolah sudah terpasang, akan ada dua kategori sampah yang dikumpulkan. Nantinya akan diolah menjadi dua jenis produk. Sampah anorganik dijadikan produk daur ulang industry. Sementara sampah organik akan menjadi pupuk di bidang tanah 21 hektare yang menjadi area Lumbung Mataram.

Selain itu, guna mempercepat penanganan terhadap sampah, Sri Sultan juga mengajak kerjasama Kementerian Keuangan RI untuk membangun percontohan pengelolaan sampah di DIY. Hal ini bagus, karena persoalan sampah ini tidak hanya terjadi di DIY. Namun, melalui kerjasama dengan Kemenkeu RI, Sri Sultan berharap persoalan ini tidak hanya rampung di DIY, tapi juga di daerah lain.

Menanggapi permasalahan sampah tersebut, Penjabat, Pj, Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto mengatakan, saat ini Kota Yogyakarta telah memiliki lahan untuk pengelolaan sampah. Meski demikian, perilaku sosial masyarakat terkait dengan sampah, menjadi hal yang tidak dipungkiri juga perlu dibenahi.

"Lahan sudah ada, kemudian teknologi dalam konteks sederhana sudah. Permasalahannya kan sampah ini masalah sosial. Lahan ada, tapi di dekat pemukiman, ini yang harus didiskusikan dengan masyarakat. Sosialnya harus aman, harus menerima, teknologinya masuk, kemudian prosesnya jalan. Itu baru bisa klir, memang ndak mudah,” kata Sugeng.

BACA JUGA:Pemkab Bantul dan Pemkot Yogyakarta Kerja Sama Pengeloaan Sampah

Sugeng menyebut, kenyamanan masyarakat tetap yang utama. Namun, pengelolaan sampah yang dimaksud bukan TPA. Sampah akan diolah sehingga memiliki, nilai ekonomis tinggi. Apalagi di tempat pengelolaan ini, tidak akan ada sampah yang berhenti.

Ketika datang, langsung diolah. Teorinya tidak menimbulkan bau, namun bukan tidak mungkin sampah akan tercium tidak sedap pula.

“Kemarin kita coba, masih menimbulkan bau, makanya pelan-pelan kita cari solusi. Kita liat starter atau ekstraknya, nanti disesuaikan apa yang paling baik, dan meminimalisir bau,” tutur Sugeng.

Sugeng berharap, akhir Juni pemasangan mesin pengolah sampah di tiga titik sudah siap beroperasi.  ”Mari kita jaga DIY  tetap nyaman dan yang datang kesini juga dapat mengikuti terkait dengan policy yang ada di Jogja,” tutup Sugeng. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: