Menghormati Warisan Budaya: Memahami Makna Filosofi Kue Tradisional Jadah pada Tradisi Seserahan Pernikahan

Dalam tradisi seserahan pernikahan adat Jawa, kue tradisional wajib untuk dijadikan hantaran. jadah mempunyai makna filosofi yang sangat mendalam.

Bentuk yang lengket menjadi ciri tersendiri bagi kue tradisional ini. Jadah sendiri berasal dari beras ketan yang membuat makanan ini lengket.

Lengket dari beras ketan sendiri memiliki makna tersendiri bagi pengantin. Makna tersebut adalah agar hubungan pengantin selalu lengket atau erat, dan hanya maut yang bisa memisahkan.

BACA JUGA : Unik dan Punya Cerita, Berikut 6 Jenis Seserahan Pernikahan Adat Betawi! Simak Ulasan Lengkapnya Disini

Bukan hanya itu saja, jadah sendiri memiliki proses pembuatan yang cukup rumit dan lama. Hal ini memiliki arti bahwasannya untuk kedua mempelai selalu mau berusaha.

Bukan hanya itu, calon pengantin agar tidak mudah putus ada dalam mengarungi rumah tangga. Sebab ketika kita menikah berarti kita sudah harus siap menghadapi lika liku kehidupan rumah tangga.

Wajib hukumnya untuk satu sama lain antara istri dan suami untuk saling membantu. Tidak diperbolehkan untuk saling bersikap masa bodoh.

Pernikahan merupakan salah satu momentum yang sangat sakral. Walaupun sebentar namun memiliki tanggung jawab yang besar.

BACA JUGA : Tradisi Seserahan Pernikahan Adat Jawa, Pisang Sanggan Punya Makna Mendalam Di Upacara Panggih

Terlebih bagi calon mempelai pria, harus sudah bisa bertanggung jawab memberi nafakoh kepada istrinya. Hal ini menjadikan harus disiapkan matang matang.

Dalam adat Jawa semua bawaan ketika tradisi seserahan pernikahan memiliki makna yang mendalam. Terkhusus doa dan sebuah harapan untuk calon mempelai.

Hal ini menjadi salah satu momentum yang sangat sakral. Terlebih filosofi yang terkandung pada hantaran yang dibawa sangat mendalam.

Demikian makna filosofi kue tradisional Jadah yang digunakan sebagai hantaran seserahan adat Jawa. Semoga bermanfaat.(*)

Sumber: