Sri Sultan Dorong Produksi Film RA Kartini, Teguhkan Identitas Pendidikan di DIY
![Sri Sultan Dorong Produksi Film RA Kartini, Teguhkan Identitas Pendidikan di DIY](https://jogja.disway.id/upload/a7240063a0f730336e9464b149fab2a6.jpeg)
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X saat menemui Wakil Rektor III ISI Surakarta Sugeng Nugroho, Ketua Tim Research film RA Kartini, Pramutomo beserta tim melakukan konsultasi terhadap naskah awal film kepada di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan, Yog-antonrosanto/humasisisolo-
DISWAYJOGJA - Guna meneguhkan identiknya DIY dengan dunia pendidikan, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mendorong produksi film monolog RA Kartini. Film tersebut dikerjasamakan antara Pemda DIY dengan Fakultas Seni Rupa dan Desain, ISI Surakarta, lanjutan kerjasama sebelumnya yang telah menghasilkan film Ki Hajar Dewantara.
BACA JUGA:Peringatan Hari Ibu di DIY, 8 Perempuan Terima Anugerah Gender Champion dari Sri Sultan
Wakil Rektor III ISI Surakarta Sugeng Nugroho, Ketua Tim Research film RA Kartini, Pramutomo beserta tim melakukan konsultasi terhadap naskah awal film kepada Sri Sultan Hamengku Buwono X. Rombongan tersebut diterima Sri Sultan di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Kamis (21/12/2023).
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X saat menemui Wakil Rektor III ISI Surakarta Sugeng Nugroho, Ketua Tim Research film RA Kartini, Pramutomo beserta tim melakukan konsultasi terhadap naskah awal film kepada di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan, Yog-ANTONROSANTO/HUMASISISOLO-
BACA JUGA:Pemda DIY Kembali Raih Anugerah Parahita Ekapraya Kategori Utama
Sugeng Nugroho menyampaikan, pihaknya telah berkirim surat kepada Sri Sultan Hamengkubuwono X terkait dengan konsultasi pembuatan film RA Kartini. Saat ini naskah film sedang disusun. Pihaknya memerlukan arahan-arahan serta masukan dari Sri Sultan Hamengkubuwono tersebut.
Sugeng mengatakan, perlu meminta arahan terkait dengan naskah tersebut. Sebab, ini sangat penting agar nantinya film yang mereka garap dapat memenuhi harapan.
BACA JUGA:2 Bulan Kedepan, Pemda DIY Bakal Evaluasi Tarif Angkutan Sewa Khusus
Sugeng menuturkan, kerja sama antara Pemda DIY dengan ISI Surakarta ini telah berjalan bertahun-tahun lamanya. MoU kerjasama selalu diperbaharui per 3 tahun sekali, seperti yang terjadi pada penggarapan film RA Kartini ini.
Sugeng berharap, seluruh kerja sama tersebut mampu memberikan edukasi dan manfaat positif bagi generasi muda di seluruh Indonesia. ”Tidak hanya menguatkan Citra DIY sebagai Kota Pendidikan, tetapi juga mampu memberikan wawasan lebih serta inspirasi bagi generasi muda agar berkeinginan lebih untuk menggali ilmu pengetahuan di sekitarnya,” ujar Sugeng.
BACA JUGA:Jangan Asal Gunakan! Ini dia Tips Bijak dan Selektif dalam Gunakan Layanan Pinjol
Sementara itu, Pramutomo menjelaskan bahwa pihaknya telah memproduksi satu judul film. Yaitu, Ki Hajar Dewantara pada 2022. Kemudian tahun ini, kerja sama dilanjutkan dengan pembuatan film RA Kartini. Pemilihan Ki Hajar Dewantara dan RA Kartini tersebut merupakan pilihan dari Sri Sultan Hamengkubuwono X. Dimaksudkan untuk memberi penguat identitas bagi Yogyakarta sebagai Kota pendidikan.
”Beliau (Sri Sultan) yang memilih Ki Hajar maupun RA Kartini. Visi yang dibangun dari pembuatan film monolog tokoh ini adalah untuk memberikan pengayaan kepada identitas Yogyakarta sebagai Kota pendidikan. Bagaimanapun menurut Sri Sultan, Ki Hajar dan RA Kartini di lepas dari pendidikan sesuai dengan porsinya masing-masing," ujar Pramutomo.
BACA JUGA:Agar Masa Tua Tak Bingung, Pemkab Tegal Ajak Pedagang Ikut Program Jaminan Sosial
Ditanya mengenai mengapa Sri Sultan memilih RA Kartini yang notabene terlahir di Jepara, Pramutomo menjelaskan bahwa RA Kartini adalah keturunan sah dari Sri Sultan Hamengkubuwono VI. Meski banyak yang tidak tahu sejarah tersebut, tetapi fakta tidak bisa dibantah dan diabaikan.
Menurut Pramoetomo, Sri Sultan Hamengkubuwono X sangat memahami asal usul dari RA Kartini. Sri Sultan menyebutkan bahwa RA Kartini adalah cucu dari GKR Angger yang diterima ke pada Pangeran Wijil atau Adipati Demak.
BACA JUGA:Perwakilan OKP dan Mahasiswa Kabupaten Brebes Deklarasi Pemilu Damai
”Ki Hajar adalah tokoh dari Pura Pakualaman sementara RA Kartini memiliki darah ningrat dari Keraton Yogyakarta. Saya kira bukan karena kebetulan Ngarsa Dalem memilih dua tokoh tersebut. Ki Hajar Dewantara sendiri adalah Bapak Pendidikan di Indonesia dan di satu sisi Ngarsa Dalem punya pandangan pula bahwa RA Kartini juga merupakan tokoh pendidik bagi kaum perempuan,” jelas Pramutomo.
Pramutomo menambahkan, RA Kartini sendiri merupakan sosok yang cukup kuat gaungnya di Belanda. Karena itu, dia berharap bahwa film ini nantinya bisa memiliki target kompetitif. Sri Sultan telah menyetujui hal tersebut dan telah pula memberikan gambaran konsekuensi apabila akan menggarap film ini lebih serius. Salah satunya adalah risiko biaya produksi yang tinggi. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: