Kesulitan Air, 2.500 Hektare Tanaman Pertanian di Brebes Terancam Gagal Panen

Kesulitan Air, 2.500 Hektare Tanaman Pertanian di Brebes Terancam Gagal Panen

MENGGERUDUK - Ratusan petani menggeruduk Kantor Pemkab Brebes mendesak kebutuhan air irigasi. -EKO FIDIYANTO/ RADAR BREBES -

BREBES, DISWAYJOGJA - Ratusan petani di wilayah Kecamatan Brebes menggeruduk Kantor Pemkab Brebes, Senin (18/12/2023). Mereka mendesak Pemkab Brebes untuk memfasilitasi penyediaan air irigasi untuk tanaman pertanian. Sebab, saat ini sudah masuk musim tanam pertama tapi terkendala air irigasi.

BACA JUGA:Bencana Alam Mengancam, 35 Persen Hutan Lindung Beralih Fungsi Jadi Lahan Pertanian

Desakan ke pemkab Brebes tersebut disampaikan petani dengan mendatangi Kantor Pemkab Brebes, sekitar pukul 13.30. Petani dari lima desa dan kelurahan itu berkumpul di lantai dasar kantor pemkab. Kelima desa dan kelurahan itu yakni Kelurahan Gandasuli, Desa Banjaranyar, Desa Krasak, Desa Wangandalem, dan Desa Pemaron.

BACA JUGA:Tingkatkan Kualitas Data Lahan Pertanian di Kabupaten Tegal, Balai Penyuluh Pertanian Lakukan Ini

Sebelum menggeruduk kantor pemkab, mereka juga menggeruduk Kantor Bendung Notog. Didampingi lima kepala desa, perwakilan petani diterima oleh pejabat terkait untuk audiensi. Mereka mengeluhkan sulitnya mendapatkan air untuk pengairan tanamannya.

BACA JUGA:Kompor Listrik vs Kompor Gas, Mana yang Lebih Unggul? Ini Dia Penjelasannya!

Para petani ini mengaku sudah menanam tapi tidak bisa menyiram tanaman pertanian karena tidak ada air irigasi. Karena itu, mereka meminta penambahan pasokan air dari sistem gilir irigasi.

”Di wilayah Kecamatan Breses ada sekitar 2.500 hektare tanaman pertanian yang terdampak krisis air irigasi. Mereka sudah menanam pada musim tanam ini, tapi selama sepuluh hari ini sama sekali tidak ada air dari irigasi. Hujan juga jarang,” kata Ketua Gapoktan Unggul Karya Desa Krasak, Wiyono di ruang rapat Kantor Pemkab, Senin (18/12/2023).

BACA JUGA:Poliklinik Tuberculosis Medicine Drug Resistance RSUD Brebes Ditunjuk Jadi Tempat Riset Nasional

Wiyono menyebut, jika kebutuhan air tak dipenuhi, ada kemungkinan besar ribuan hektare tanaman pertanian akan gagal panen. Dengan demikian, para petani mendesak agar Pemkab Brebes bisa memenuhi tuntutan kebutuhan air irigasi.

”Kalau tidak dipenuhi, tidak menutup kemungkinan bisa gagal panen, karena sepuluh hari tidak bisa menyiram,” tutur Wiyono.

BACA JUGA:Akhirnya Sleman Miliki Klinik Kesehatan Tanaman Pertanian, Begini Kata Wabup  

Kepala Dinas Pengelola Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (DPSDA-PR) Brebes Abdul Majid mengatakan, saat ini debit air dari Bendung Notog hanya 1,4 meter kubik per detik. Atas desakan petani, pihaknya berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Comal untuk menambah pasokan air dari Waduk Penjalin untuk dialirkan ke Bendung Notog.

”Saat ini sudah ada penambahan dari Waduk Penjalin ke Bendung Notog 1 meter kubik prr detik. Tapi kami minta dinaikkan agar 2 meter kubik per detik untuk mencukupi kebutuhan petani di wilayah Kecamatan Brebes,” kata Abdul Majid.

BACA JUGA:5 Rekomendasi Air Purifier Sharp, Jernihkan udara Dirumah Untuk Menciptakan Lingkungan Yang Segar Dan Sehat

Majid mengaku akan melakukan penanganan darurat Bendung Kaligondang yang berada di Desa Buara, Kecamatan Jatibarang. Bendungan itu sebagai penyuplai air untuk irigasi wilayah Pemali Kanan atau di wilayah Kecamatan Brebes. Bendungan itu sudah rusak sejak beberapa tahun lalu dan butuh penanganan untuk kebutuhan pengairan. ”Kita lakukan penanganan darurat Bendung Kaligondang mulai hari Rabu ini,” tandasnya. (*) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: