Pemda DIY Luncurkan Buku Bunga Rampai, Sri Sultan Tidak Melimitasi Aspirasi Pada Buku

Pemda DIY Luncurkan Buku Bunga Rampai, Sri Sultan Tidak Melimitasi Aspirasi Pada Buku

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyambut baik peluncuruan 2 buku berjudul Mendengar Suara Merawat Semesta dan Berdaulat untuk Kesejahteraan Rakyat.-DOK.-

 

DISWAYJOGJA - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyambut baik peluncuruan 2 buku berjudul Mendengar Suara Merawat Semesta dan Berdaulat untuk Kesejahteraan Rakyat. Dua buku bunga rampai aspirasi 80 tahun Sri Sultan Hamengku Buwono X diluncurkan pada Jumat (15/12) di Bangsal Pagelaran Kraton Yogyakarta.

BACA JUGA:Kunjungi Magelang, Ganjar Tegaskan Pemberdayaan Pesantren jadi Prioritas

 

Buku ini merupakan persembahan sekaligus apresiasi kepemimpinan Sri Sultan Hamengku Buwono X. Sri Sultan memandang buku sebagai sebuah monumen yang paling penting, melebihi monumen apapun, karena mampu menjadi jendela dunia. Karena itu, bagi Sri Sultan, kedua buku yang berisi catatan peristiwa-peristiwa selama 80 tahun ini merupakan sebuah warisan budaya.

BACA JUGA:Persembahan 80 Tahun Sri Sultan HB X, Pemda DIY Luncurkan 2 Buku

 

Kedua buku ini menggambarkan ekspresi masyarakat selayaknya opini dan yang terpancar dari pemikiran para narasumber. ”Saya tidak melimitasi opini dan ekspresi itu karena buku adalah jendela dunia sehingga tidak bijak rasanya apabila saya membatasi berbagai pemikiran,” kata Sri Sultan.

BACA JUGA:Launching Buku Panduan TPKJM DIY, Sri Paduka Larang Stigma dan Diskriminasi pada Penyandang Disabilitas

 

Sri Sultan mengungkapkan, dirinya memilih buku sebagai monumen kehidupan yang telah mencapai usia 8 dasawarsa karena buku memiliki kekuatan melewati batas ruang dan waktu. Bahkan buku adalah sebagai wujud pilar kebijaksanaan dan pengetahuan yang nilainya lebih tinggi, daripada candi atau arca. Sebab, melalui buku dalam hitungan detik dapat membuka pemikiran dan memperluas wawasan masyarakat.

 

Kedua buku yang mengambil tema kepemimpinan ini adalah pandangan atas keberpihakan pemerintahan Sri Sultan terhadap rakyat. Menurut dia, keberpihakan kepada rakyat adalah merupakan panggilan sosial dan tanggung jawab moral dalam kualitas peran sebagai pemimpin institusi budaya dan pemimpin entitas pemerintahan.

BACA JUGA:7 Obat Alami untuk Mengobati Radang Tenggorokan

 

”Saya harus membentuk jati diri untuk tumbuh dan mengembangkan wawasan dengan keberpihakan sebagai suatu kewajiban yang harus dilakukan,” ujar Sri Sultan.

 

Sri Sultan berharap, melalui buku ini masyarakat dapat memahami dan mengetahui setiap gerak langkah yang diambil dalam kepemimpinannya. Dari sini masyarakat dapat menilai benar atau tidak pun sependapat atau tidak atas perbaiki kebijakan yang telah diambil.

BACA JUGA:12 Rekomendasi Mesin Cuci Harga 1 Jutaan Terbaik 2023, Hemat Budget Tanpa Mengorbankan Kualitas

 

”Saya percaya terhadap kekuatan budaya sebagai pengikat kohesi sosial untuk mencegah tindakan anarkis. Saya memang dituntut untuk menyikapi dengan lagu cultural untuk melengkapi pertimbangan dan tindakan rasional dengan lagu kultural melalui mata hati yang ditajamkan untuk lebih peka terhadap lingkungan,” ungkapnya.

BACA JUGA:Terkena Dampak Sebar Data Pinjol Ilegal? Jangan Panik, Begini Triknya

 

Lebih lanjut Sri Sultan sangat mengapresiasi atas kinerja narasumber tim editor dan para penulis yang telah dengan penuh dedikasi menyusun kedua buku ini. ”Saya mengundang masyarakat untuk tidak hanya memaknai buku ini sebagai semata kisah 8 tahun hidup saya tetapi sebagai inspirasi kolektif doa dan asar terhadap eksistensi Keraton dan DIY, Tentunya dengan menyerap makna dari buku berdaulat untuk kesejahteraan rakyat dan mendengar suara merawat semesta,” ujarnya.

 

BACA JUGA:Simak Biar Paham! Inilah 2 Cara Penagihan oleh DC Lapangan Pinjol kepada Para Nasabah Galbay

Sementara itu, Sekda DIY Beny Suharsono mengatakan, buku ini merefleksikan berbagai testimoni tokoh masyarakat, tokoh agama, akademisi, budayawan hingga masyarakat awam. Testimoni tersebut yang menekankan peran Sri Sultan sebagai Raja Yogyakarta maupun sebagai Gubernur DIY.

 

”Setiap halaman buku ini menggambarkan berbagai episode perjalanan, bagaimana Sri Sultan memimpin dan membangun DIY. Harapan kami, buku ini menjadi diorama kehidupan Sri Sultan dengan segala kontribusinya, tak hanya untuk DIY tapi juga untuk negar," papar Beny. (*)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: