Jaga Ketertiban, Satpol PP Rutin Data PKL Kawasan City Walk Kota Tegal

Jaga Ketertiban, Satpol PP Rutin Data PKL Kawasan City Walk Kota Tegal

PENDATAAN - Satpol PP Kota Tega saat melakukan pendataan PKL di City Walk.-AGUS WIBOWO/RATEG -

TEGAL, DISWAYJOGJA - Pedagang Kaki Lima (PKL) yang ada di sepanjang kawasan City Walk Kota Tegal terus dilakukan pendataan. Pendataan ini dilakukan sebagai upaya penertiban di muka umum.

BACA JUGA:Keberadaan PKL dan Parkir di Depan Taman Pancasila Mulai Semrawut

”Ya sejumlah anggota tengah rutin melakukan pendataan di kawasan tersebut. Termasuk memberikan larangan kepada mereka agar tidak berjualan di trotoar,” kata Kepala Bidang Penegakan Perundang-undangan Satpol PP Kota Tegal Ahmad Rofii, Sabtu (11/11) malam.

Selain itu, para PKL juga diminta untuk bisa sama-sama menjaga lingkungan agar tetap bersih dan nyaman. Begitu pun dengan limbah makanan ataupun minuman agar tidak seenaknya dibuang sembarangan.

BACA JUGA:Rekanan Proyek City Walk Tegal Terancam..

”Selepas berjualan agar tempat atau lapak dagangan tidak ditinggalkan begitu saja. Karena jika membandel akan ditindak tegas dengan diangkut ke kantor Satpol PP,” papar Rofii.

Sementara beberapa pedagang menyebut mereka sempat didata soal food truck. Namun tak sedikit mereka yang membohonginya. ”Saya sempat ditanya apakah sudah memesan food truck atau belum. Kami jawabnya sudah,” ujar beberapa PKL yang mengaku minta namanya tidak diekspos.

BACA JUGA:Semrawut, Keseriusan Penataan ‘Mega Proyek City Walk’ Dipertanyakan

Menurut dia, daripada pesan food truck dengan harga ratusan juta, mending untuk modal usaha. ”Mereka yang pesan food truck saja sekarang tidak lagi jualan. Contohnya food truck yang ada di depan Pasar Pagi, sekarang tidak ada. Ini juga faktor operasional tinggi tapi penjualan tidak nutup,” jelasnya.

Para PKL berharap, Pemkot Tegal diminta memberikan kebijakan agar pelaku usaha UMKM atau kuliner, khususnya saat malam hari tetap diberikan kesempatan berjualan.

”Yang penting tertib dan bisa menjaga kebersihan. Justru yang harus dikejar adalah pengamen dan pengemis yang banyak sekali di sini. Kami wong dagang saja rishi, apalagi pengunjung yang sedang makan dimintai uang oleh mereka,” ungkapnya. (*) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: