Tak Sekadar Tempat Wisata Populer di Yogyakarta, Ini 10 Fakta Unik Malioboro Jogja yang Jarang Diungkap

Tak Sekadar Tempat Wisata Populer di Yogyakarta, Ini 10 Fakta Unik Malioboro Jogja yang Jarang Diungkap

Malioboro tak sekadar tempat wisata populer di Yogyakarta, tapi ada 10 Fakta yang Jarang Diungkap-Tangkapan layar Facebook -

BACA JUGA:5 Rekomendasi Hotel Murah Deket Malioboro Yogyakarta

Dari empat alasan itu saja kamu pasti tidak akan menyesal datang ke Malioboro. Kamu bisa berjalan-jalan di sana karena merupakan tempat yang tepat untuk berjalan-jalan dan menikmati suasana Yogyakarta.

Jika ada sedikit bekal uang, kamu pun bisa menikmati sensasi belanja murah di Malioboro. 

Malioboro menawarkan berbagai macam barang, mulai dari oleh-oleh, fashion, hingga makanan. Jangan khawatir beragam kuliner di Malioboro sangat variatif tergantung selera dan isi kantong. Dari restoran hingga angkringan.

Satu lagi, sambil jalan-jalan sesekali di Malioboro ramai dengan pertunjukan seni dan budaya yang bisa melengkapi jalan-jalanmu akan lebih berkesan.

BACA JUGA:Malioboro Menjadi Jalan Ikoniknya Jogja, Berikut sejarah yang Harus Kamu Tahu!

Namun, tahu kah kamu jika Malioboro tak sekadar tempat wisata populer semata. Ya, di balik keramaian Malioboro, terdapat beberapa fakta unik yang mungkin belum banyak diketahui orang. 

10 fakta unik tentang Malioboro Yogyakarta

1. Malioboro berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti "karangan bunga"

Banyak yang mengira nama Malioboro sekedar keren-kerenan belaka. Atau mirip aebuah merek rokok asal Amerika. Salah.

Malioboro memiliki makna yang indah dan penuh harapan. Dalam bahasa Sansekerta, "mali" berarti "bunga" dan "boro" berarti "jalan". Dengan demikian, Malioboro dapat diartikan sebagai "jalan yang penuh bunga".

2. Malioboro merupakan jalan tertua di Yogyakarta, yang dibangun pada tahun 1755 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I

Maksud dari fakta ini adalah bahwa Malioboro memiliki sejarah yang panjang dan telah menjadi saksi bisu perkembangan Yogyakarta. 

Malioboro dibangun pada tahun 1755 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I, pendiri Kesultanan Yogyakarta. 

3. Jalan Malioboro awalnya merupakan jalan utama yang menghubungkan Kraton Yogyakarta dengan Gunung Merapi, Pantai Selatan, dan Gunung Lawu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: