Otopsi Ulang

Otopsi Ulang

Kadiv Propam Irjen Fredy Sambo dan Alm Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat-- --

Dodik Wiratmojo

Butuh 100 juta sampai ke jepang, padahal biaya penelitian studi ilmu ekonomi di universitas swasta 150jutaan, itupun tanpa alat2 laborat, penelitian terbentur agama,dan satu satunya jalan hanya dengan itu, konsultasi dengan ulama, bersinergi, jika ada ulama yang mendampingi,mgkn tidak ada apa apa.. Ini lucu tapi serius, Semoga ikan lele tidak menularkan covid, jutaan pedagang pecel lele bakal gulung tikar.. Belum peternaknya :)

 

Er Gham

Saya penasaran. Saat masih menjadi mahasiswa, apakah Prof Mikra dan Prof Nidom aktif dalam suatu kegiatan unit kemahasiswaan. Jika ada, apa saja unit kegiatan mereka masing masing. Prof Nidom lebih ulet sepertinya dalam mencari dana penelitian. Dan lebih berpikir merdeka. Juga berani mengambil keputusan. Bukan tipe Prof yang sekedar cari aman dalam berkehidupan. Tidak peduli uang pensiun bulanan. Merdeka. Mandiri. Upayanya Senyap, Tepat, Cepat dalam mencari dana penelitian. Semoga terus Berani, Benar, Berhasil. 

 

Gito Gati

Perguruan tinggi kita sdh banyak yang terpapar ajaran islam politik. Pun juga islam secara keseluruhan di muka bumi. Sehingga sekarang sdh tdk ada lagi ilmuwan muslim seperti eranya harun al-rasyid. Islam kita (juga termasuk di perguruan tinggi Indonesia) lebih memilih melaksanakan iman islam dengan cara memanjangkan jenggot, mencingkrangkan celana termasuk sunah poligami. Semoga kelak "islam nusantara" bisa menghasilkan umat islam patriotik dibidang ilmu pengetahuan. Amin

 

Agus Suryono

BIAYA PENELITIAN HAMPIR PASTI "MAHAL".. Mengapa..? Karena namanya juga penelitian, pasti di dalamnya ada "trial & error". Jika itu menyangkut ilmu murni, lembaga penelitian swasta kayak milik Prof Nidom, pasti lebih sulit mendapatkaj "pengembalian". Kalau penelitian "terapan", semoga hasilnya bisa "dibisniskan". Yang jelas, semangat menelitinya perlu diacungi jempol. Dan semoga lembaga yang "mendapatkan manfaat" dari penelitian "ilmu murni"nya, tergerak tuk bantu-bantu. Atau malah menggantinya seluruhnya. Dan semoga, setelah dikenalkan oleh Dusway ke publik, banyak "orderan" penelitian. Baik ilmu murni maupun terapan..

 

Agus Suryono

BAPAK CAPRES ABCDE.. KALAU bapak terpilih sebagai Presiden, apakah Bapak melihat perlunya peningkatan anggaran penelitian..? ++ Ya sudah pastilah.. APA yang pertama akan Bapak prioritaskan untuk diteliti..? ++ Kalau saya tidak terpilih, akan saya minta dilakukan penelitian, mengapa saya TIDAK terpilih. Sehingga pada PENCAPRESAN berikutnya, pemyebab kekalahan bisa diantisipasi.. NAH kalau Bapak terpilih..? Apa yang prioritas diteliti.. ++ Jika itu yang terjadi, maka akan saya perintahkan untuk diteliti, mengapa saya terpilih. Sehingga itu bisa menjadi referensi saat saya mencalonkan diri lagi. APA tidak ada prioritas penelitian yang sasarannya kemakmuran rakyat..? ++ Oh ada. Di penelitian di atas, akan saya minta disisipkan, berapa tarif "serangan fajar" yang optimal di Pemilu yad. Dirinci per propinsi..

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: disway.id

Berita Terkait