Otopsi Ulang
Kadiv Propam Irjen Fredy Sambo dan Alm Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat-- --
alasroban
Secara umum, Seharusnya Ilmu itu ya bermanfaat. Membantu menyelesaikan masalah yang di hadapi oleh masyarakat. Contoh yang kurang baik ya di Jogja. Konon ibarat kata di Jogja itu anda melempar kerikil ke arah manapun akan mengenai seorang doktor. Saking banyaknya doktor di Jogja. Anda semua sudah tahu betapa mendalamnya keilmuan seorang doktor. Namun demikian masalah sampah belum bisa di atasi di Jogja. Seharusnya dengan banyaknya doktor, Jogja menyelesaikan sampah dengan cara-cara penerapan ilmu pengetahuan. Hingga bisa jadi percontohan daerah lain. Apa karena tak ada dana riset ya ? Entahlah....
Re Hanno
Saya sebetulnya ingin menggugat Abah, kenapa tak menulis tentang penembakan di rumah tetangga. Kalau terjadi di kampung lain e malah ditulis detail dan lengkap sekali. Tidak berani apa takut disebut tukang kipas. Tapi saya tak tahu mau menggugat ke mana.
fajar rokhman
Akhirnya tulisannya bersambung juga, walau sempet di ultimatum gak mau nulis lagi masalah penelitian di dalam negeri. Dan masih ada satu lagi abah yang belum di tulis, yang selalu nylempit dikit-dikit di tiap tulisan, yang katanya terlalu sensitif, sehingga harus dicicil nulisnya. Atau emang begitu strateginya, karena terlalu sensitif jadi harus dicicil-cicil dikit2 sambil liat reaksi komentar. Semangat terus menulis ya abah, saya senang baca disway.
edi hartono
"Dah lah, Gus. Gak usah bahas anggaran penelitian lagi. Bosen. Sekarang kita bahas agama saja, Gus. Sampean ini kan kiai, ulama, politisi. Cocok lah kalau bahas agama." Ucap Amien. "Yowes lah, daripada gak ada kegiatan. Siang2 di surga gini juga mau ngapain. Sampean juga ulama dan politisi. Jadi cocok." "Iya, Gus. Saya ini heran. Kenapa ya walaupun ustad dunia sekarang ini senang cerita kejayaan islam, hafal nama ilmuwan2 besar jaman dulu, Ibnu Sina, al khawrizmi, al kindi, al farabi, dll, tetapi tdk muncul generasi islam selevel ilmuwan jaman dulu itu." Amien memulai pembahasan dgn pertanyaan. "Ya karena goblok2 to," Ucap Gus Dur. "Goblok piye to, Gus?" "Goblok karena ajaran agama dipersempit. Belajar agama diartikan sebatas belajar fikih, hadis, hafal qur'an dan semacaamnya. Gitu tok. Gak nyambung to? Kalau bangga punya Al Khawrizmi, harusnya dipahami ilmu logika dan matematika itu juga termasuk ilmu agama. Kalau bangga punya Ibnu Sina, harusnya orang belajar kedokteran itu juga dipahami sebagai belajar ilmu agama, dipahami sebagai ibadah, juga dapat pahala sama seperti ngapalin al Quran, ilmu hadis dll itu. Lha sekarang kan tidak. Ngaji Al Quran dianggap ibadah dan dpt pahala, tetapi belajar matematika dianggap ilmu dunia dan tdk dapat pahala." "Sesudah itu malah nggremeng, kenapa jaman sekarang tidak muncul ilmuwan2 besar lagi." "Dasar gemblung," Ucap Gus Dur sambil tertawa kecut. "Iya, aneh, untung kita sudah disini." Mereka tertawa bersama2. Tertawa jengkel!
Jimmy Marta
Bukan saya ahli hiu. Atau suka makan hiu. Atau sy manusia kelas hiu. Bukan itu yg buat sy tertarik hiu. Kalau ikan sy sukanya malah yg kecil2. Sebesar jari. Teripun boleh Hehe... Waktu tugas di satu propinsi di utara sulawesi benar2 berkesan. Di laut pantai botubarani kab. bonbol. Naik perahu nelayan khusus wisata paus. Hiu dipanggil dg cara perahu diketok2 pakai pendayung. Saat muncul sang hiu bisa di elus2, jinak. Mulut menganga diberi makanan yg disiapkan.... wah... ngeri2 takut... hihi.. Gimana coba...! hiu nya.banyak. jaraknya dekat. ukurannya lebih besar dari perahu....sensasional sekali. Hiu paus adalah jenis yg dilindungi penuh di indobesia. Ada empat jenis lainnya dibuat terbatas. Hiu martii, hiu koboy, martil tipis dan yg satu lagi.... Hidup hiu...!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: disway.id