Sri Sultan HB X Pilih Nama Jembatan Kabanaran, Gantikan Jembatan Pandansimo

Sri Sultan HB X Pilih Nama Jembatan Kabanaran, Gantikan Jembatan Pandansimo

Sejumlah warga melintas di kawasan jembatan Pandansimo pada Senin (29/9/2025) yang kini berubah nama menjadi jembatan Kabanaran, yang dipilih langsung oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X. --Foto: Anam AK/diswayjogja.id

YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sekaligus Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwono X menetapkan nama Jembatan Kabanaran sebagai nama resmi jembatan baru yang menghubungkan Kabupaten Kulonprogo dan Kabupaten Bantul. 

Jembatan Kabanaran berada di kawasan perbatasan Sungai Progo, tepatnya menghubungkan Kapanewon Galur, Kalurahan Banaran (Kulonprogo) dan Kapanewon Srandakan, Kalurahan Poncosari (Bantul).

Pranata Humas Ahli Madya Pemda DIY, Ditya Nanaryo Aji, mengungkapkan penamaan "Kabanaran" memiliki alasan historis yang sangat penting. 

Kawasan tersebut merupakan lokasi pusat perjuangan Pangeran Mangkubumi, yang kelak dinobatkan sebagai Sultan Hamengku Buwono I, dalam perlawanan melawan Belanda.

BACA JUGA : Transportasi Makin Ngebut, Jembatan Kabanaran Resmi Beroperasi di Jalur Pansela

BACA JUGA : Presiden Prabowo Tegaskan Pariwisata Penyumbang Devisa, Jembatan Kabanaran Buka Peluang Baru

“Nama tersebut dipilih langsung oleh Bapak Gubernur DIY berdasarkan nilai historis kawasan itu, yang merupakan pusat markas perjuangan Pangeran Mangkubumi di Desa Kabanaran,” jelas Ditya dalam keterangannya, Rabu (19/11/2025).

Di masa itu, Desa Kabanaran—yang kini dikenal sebagai Kalurahan Banaran—menjadi markas pasukan sekaligus pusat kepemimpinan Pangeran Mangkubumi. 

Nilai historis tersebut diharapkan dapat memberi makna simbolis jembatan sebagai wujud kebersamaan, ketangguhan, serta perjuangan dalam pembangunan saat ini.

Kabanaran, Tempat Pangeran Mangkubumi Dinobatkan sebagai Raja

Sejarah mencatat bahwa pada akhir 1749, ketika beredar kabar bahwa Susuhunan Pakubuwana II jatuh sakit dan berada dalam kondisi kritis, para pengikut Pangeran Mangkubumi mendesaknya untuk mengklaim takhta Mataram. 

BACA JUGA : Jembatan Pandansimo Bantul Siap Diresmikan, Sambungkan Dua Kabupaten

BACA JUGA : AHY Sebut Jembatan Pandansimo Bukan Sekadar Infrastruktur, tapi Simbol Kemajuan Bantul

Atas desakan tersebut, Pangeran Mangkubumi lalu memproklamasikan diri sebagai Raja Mataram dan dinobatkan di Kabanaran.

Ia diangkat sebagai raja pada Jumat Legi, 1 Suro Tahun Alip 1675, yang bertepatan dengan 11 Desember 1749. Dalam beberapa sumber lain disebutkan tanggal 12 Desember 1749. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait