Gelaran Olah Rupa FKY 2025 di Gunungkidul, Angkat Tradisi Bertamu dan Perjumpaan dalam Seni Visual
Pameran “Gelaran Olah Rupa”, salah satu program unggulan dalam rangkaian Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2025, resmi dibuka di Lapangan Desa Logandeng, Plembon Kidul, Kalurahan Logandeng, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul, DIY.--dok. FKY
GUNUNGKIDUL, diswayjogja.id - Pameran “Gelaran Olah Rupa”, salah satu program unggulan dalam rangkaian Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2025, resmi dibuka di Lapangan Desa Logandeng, Plembon Kidul, Kalurahan Logandeng, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul, DIY.
Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY Dian Lakshmi Pratiwi, menyampaikan bahwa FKY yang kini memasuki tahun ketiga dalam format rebranding harus menghadirkan praktik kebudayaan yang benar-benar melibatkan masyarakat di wilayah pelaksanaan festival.
“FKY bukan hanya sekadar tontonan, tapi ruang kolaborasi ide dan kerja bersama antara seniman, kurator, masyarakat, dan lingkungan tempat festival berlangsung,” ujar Dian melalui keterangan resmi FKY, Sabtu (11/10/2025).
Pameran Gelaran Olah Rupa mengusung semangat “Bertamu–Perjumpaan”, menafsirkan tradisi bertamu dalam budaya Jawa sebagai praktik sosial, etika, dan penghormatan terhadap tuan rumah.
BACA JUGA : FKY 2025 Angkat Tema Adat Istiadat di Gunungkidul, Ada 9 Program Unggulan Selama Sepekan
BACA JUGA : Festival Literasi Bantul 2025, Perpustakaan Jadi Pusat Kreativitas dan Kehidupan Sosial
Melalui konsep ini, seniman menegosiasikan batas antara lokalitas dan wacana seni kontemporer, menghadirkan ruang dialog yang hidup dan terbuka.
Sebanyak 18 seniman dan tokoh adat, terbagi dalam 9 kelompok kolaborasi, mempresentasikan karya hasil “Residensi Pekan Sowan” yang berlangsung 28 September–5 Oktober 2025 di berbagai wilayah Gunungkidul: Logandeng, Giring, Semin, Wonosari, Pantai Siung, Purwodadi, Ngalang, Petir, Pathuk, dan Playen.
Kurator Karen Hardini menjelaskan bahwa pameran ini berangkat dari semangat kulonuwun, bentuk penghormatan dan keinginan untuk mengenal Gunungkidul lebih dekat.
“Nalar pameran ini adalah kulonuwun. Kami hendak berkenalan dengan Gunungkidul, melakukan perjumpaan yang bukan sekadar bertamu,” ujar Hardini.
BACA JUGA : Festival Olahraga Tradisional di Bambanglipuro, Ajang Lestarikan Budaya dan Sportivitas Anak
BACA JUGA : Jogja Fashion Week 2025 Tampilkan 1.000 Busana Karya Anak Bangsa, Targetkan Transaksi Miliaran
Proses residensi memungkinkan para seniman berbaur dan berdialog dengan warga lokal.
“Perjumpaan yang sederhana tapi mendalam itu melahirkan ide dan negosiasi yang kemudian diwujudkan dalam karya,” katanya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: