Saparan Bekakak Ambarketawang 2025: Pesona Tradisi Ratusan Tahun dengan Sentuhan Solo-Yogyakarta
Warga menyaksikan prosesi Saparan Bekakak Ambarketawang 2025 yang mempertahankan tradisi ratusan tahun di Sleman --Foto: Kristiani Tandi Rani/diswayjogja.id
SLEMAN, diswayjogja.id — Saparan Bekakak Ambarketawang 2025 kembali diselenggarakan di Kalurahan Ambarketawang, Kapanewon Gamping, Sleman, pada 7–8 Agustus 2025.
Upacara adat yang telah berlangsung selama ratusan tahun ini menjadi momen warga untuk bersyukur dan memohon keselamatan, sekaligus mempererat persatuan masyarakat.
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, menegaskan bahwa Saparan Bekakak adalah warisan budaya yang memiliki nilai spiritual dan sosial tinggi.
"Upacara ini adalah wujud rasa syukur dan penghormatan kepada leluhur. Nilai gotong royong yang tercermin dalam prosesi ini harus terus kita jaga," katanya, Jumat (8/8/2025).
BACA JUGA : Penumpang KA Jarak Jauh di Daop 6 Yogyakarta Meningkat 5 Persen Periode Juli 2025
BACA JUGA : Ratusan Peserta Ikuti Program Masterclass Kampung Menari di Kawasan Cagar Budaya Yogyakarta
Prosesi utama dalam upacara adat ini adalah penyembelihan bekakak, sepasang boneka pengantin yang terbuat dari tepung beras ketan dan cairan gula jawa berwarna merah.
Tahun ini, dua pasang bekakak dihadirkan satu bergaya Solo dan satu bergaya Yogyakarta, masing-masing dengan detail busana adat yang berbeda.
Bekakak bergaya Solo menampilkan pengantin pria dengan ikat kepala ahestar berhias bulu, kalung sungsun, kain bangun tulak, sabuk biru, keris berhias bunga melati, dan kelat bahu.
Pengantin wanitanya mengenakan kemben biru, paes, gelung berhias bunga dan mentul, kelat bahu, dan subang.
Sementara bekakak bergaya Yogyakarta menampilkan pengantin pria berpenutup kepala kuluk merah, berselendang biru, berkelat bahu, kain lereng, dan keris.
BACA JUGA : Pemkot Yogyakarta Bakal Turunkan Alat Berat untuk Bersihkan Sungai Code dan Winongo
BACA JUGA : Yogyakarta Tuan Rumah Rakernas JKPI 2025, Hasto Wardoyo Pamerkan Warisan Budaya Kota Pusaka
Pengantin wanita mengenakan kemben hijau, selendang biru, dan aksesoris khas Yogyakarta.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: