BPPTKG Tegaskan Video Awan Panas Merapi 26 November Hoaks
BPPTKG menegaskan bahwa video yang mengklaim adanya awan panas guguran Gunung Merapi pada 26 November 2025 adalah hoaks.--dok. Tangkapan Layar
YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menegaskan bahwa informasi mengenai video beredar yang mengklaim adanya guguran awan panas Gunung Merapi pada Rabu, 26 November 2025, adalah tidak benar.
Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan pengecekan berdasarkan data pemantauan resmi.
“Berdasarkan data pemantauan BPPTKG, tidak terdapat kejadian Awan Panas Guguran (APG) pada tanggal dan waktu seperti yang ada pada video tersebut. Sehingga dapat disampaikan bahwa informasi dalam video tersebut tidak benar,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (27/11/2025).
Agus mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan selalu menyaring informasi sebelum mempercayai maupun menyebarkannya.
BACA JUGA : Merapi Kembali Keluarkan Awan Panas Guguran 143 Detik, Ini Penjelasan BPPTKG
BACA JUGA : Gunung Merapi Masih Siaga, BPPTKG: Suplai Magma Berlangsung dan Awan Panas Gugura Berpotensi Terjadi
“Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, waspada, dan selalu saring informasi terkait Merapi yang beredar,” katanya.
Selain klarifikasi hoaks, BPPTKG juga merilis laporan aktivitas Gunung Merapi untuk periode 27 November 2025 pukul 00.00–06.00 WIB.
Cuaca terpantau mendung dengan angin tenang bertiup ke timur. Gunung tampak tertutup kabut tebal (kabut 0–III) dengan asap kawah nihil.
BPPTKG mencatat sejumlah aktivitas vulkanik, di antaranya guguran: 33 kejadian (amplitudo 2–22 mm, durasi 40–196 detik). Gunung Merapi masih berada pada Level III atau Siaga.
BACA JUGA : Gunung Merapi Masih Siaga, BPPTKG: Suplai Magma Berlangsung dan Awan Panas Gugura Berpotensi Terjadi
BACA JUGA : Volume Kubah Merapi Bertambah, BPPTKG Sebut Potensi Awan Panas Tetap Tinggi
BPPTKG kembali mengingatkan bahwa potensi bahaya saat ini masih berupa guguran lava dan awan panas, terutama pada beberapa sektor Selatan–Barat Daya, Sungai Boyong hingga 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng hingga 7 km.
Untuk potensi bahaya Sektor Tenggara yaitu Sungai Woro hingga 3 km, Sungai Gendol hingga 5 km. Selain itu, lontaran material vulkanik dari letusan eksplosif dapat mencapai radius 3 km dari puncak.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
