Dugaan Kebocoran Soal ASPD, Aktivis JCW Datangi SMPN 10 Yogyakarta

Dugaan Kebocoran Soal ASPD, Aktivis JCW Datangi SMPN 10 Yogyakarta

Aktivis Jogja Corruption Watch (JCW), Baharuddin Kamba mendatangi SMP Negeri 10 Yogyakarta, Rabu (7/5/2025), dan menunjukkan dugaan kebocoran soal ASPD. --Foto: Anam AK/diswayjogja.id

YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Aktivis Jogja Corruption Watch (JCW), Baharuddin Kamba, mendatangi SMP Negeri 10 Yogyakarta, buntut dari ramainya warganet yang menduga terjadinya kebocoran soal pada Asesmen Standarisasi Pendidikan Daerah (ASPD) di SMP Negeri 10 Yogyakarta itu.

"Memastikan benar atau tidak dugaan bocoran soal yaitu literasi numerasi atau matematika. Kalau kita ingat dulu 2021 juga terjadi di salah satu SMP negeri di Sleman. Ini dugaannya kembali terjadi. Kalau memang pihak sekolah tadi mengatakan tidak ada guru yang membocorkan, saya kira itu penting ya untuk ditelusuri lagi," ujar Kamba ditemui di lobi SMPN 10 Yogyakarta, Rabu (7/5/2025).

Kedatangannya ke sekolah itu ditemui Kepala Sekolah SMP Negeri 10 Yogyakarta, namun menurutnya belum terjawab.

"Karena tadi belum terjawab soal apakah ada soal yang mirip, sama, atau apa? Coba aja dari media sosial, itu kan ada gambar. Anak saya juga, seperti ada gambar itu sama. Ya, tapi angkanya bisa saja beda, tapi model dan segala macam itu bisa saja beda, tapi modelnya hampir sama," katanya. 

BACA JUGA : Solusi Tepat Tingkatkan Kualitas Pendidikan, Pemkot Yogyakarta Akan Terapkan Sistem ASPD

BACA JUGA :  Disdikpora DIY Pastikan Siswa SMK Nasional Berbah Bisa Ikut Ujian

Pihaknya telah melakukan komunikasi dengan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, namun Kamba menilai pihaknya belum mendapatkan jawaban memuaskan.

Berdasarkan penelusurannya, kebocoran soal tersebut telah dilakukan pengecekan sehingga dia memastikan agar Dinas Pendidikan melakukan evaluasi secara tuntas.

"Kemarin sudah beberapa anak teman saya mengatakan, ya itu sama Om, seperti itu. Dia bahkan bisa menunjukkan gitu. Dia memang pas dapat itu soal yang paket A1 dan selanjutnya. Nah, sehingga ini menjadi penting ya bagi dinas untuk melakukan evaluasi secara tuntas, kalau memang (benar adanya kebocoroan) diusut aja," jelasnya.

Kamba melanjutkan, menurutnya, karena ini merupakan ASPD terakhir, di mana akan berubah nama menjadi ujian kompetensi akademik, dia menekankan perlu adanya barometer pendidikan di Kota Yogyakarta. 

BACA JUGA : Dukung Gizi Mahasiswa Saat Jalani Ujian, 2 Fakultas di UGM Berikan Sarapan Gratis Ke Mahasiswanya

BACA JUGA : 18 Orang Menjalani Rehabilitasi dan 16 Tersangka Narkoba Mengikuti Pemeriksaan Tim Asesment Terpadu BNNK Tegal

"Yogyakarta salah satunya menjadi barometer. Kalau memang ada kasus seperti ini ya harus dilihat ulang, apakah Yogyakarta layak atau tidak sebagai parameter untuk ujian kompetensi akademik, untuk tahun depan seperti itu," terangnya.

Diketahui, ASPD merupakan instrumen pengukuran yang digunakan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk mengukur kemampuan akademis siswa di tingkat akhir SD/MI sederajat dan SMP/MTS sederajat.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: